Kampung dan dusun sontak begitu ramai. Tak semata-mata karena gerak laku orang-orang setempat. Kehadiran para perantau yang kembali pulang turut mengubah suasana. Menjadi lebih hidup.
Perayaan berlanjut setelah ritus di gereja. Salam-salaman, hingga saling kunjung mengunjungi. Hidangan terbaik disajikan. Derai tawa membuncah. Tidak sedikit yang menambah suasana dengan memainkan meriam bambu. Meski hanya diterangi nyala lilin atau lentera sekalipun.
Pengalaman demikian tentu akan terus membekas. Mengisi salah satu bagian dari lembaran-lembaran kenangan yang akan kembali dibuka saat Natal tiba. Apalagi bagi para perantau, yang telah lama meninggalkan kampung.
Yang telah lama meninggalkan kampung halaman, perasaan rindu begitu mengharu-biru. Persis seperti pembuka lagu Charles Hutagalung itu.
Lama sudah kutinggalkan
aku rindu...
Tahun-tahun tlah berlalu
menambah rinduku..
Menahan rindu
Entah mengapa Natal di kampung selalu berkesan. Rasa rindu untuk kembali pulang selalu memanggil. Ya, kampung bukan sekadar kampung halaman. Itulah tempat kita mengawali kehidupan, merajut tenunan pengalaman masa kecil. Itulah locus yang mendekatkan kita dengan orang-orang terdekat.
Bagaimaan dengan Natal kali ini? Aku tak bisa pulang. Sudah bertahun-tahun tak merasakan lagi suasana itu. Persis yang diguratkan Charles Hutagalung. Kondisi dunia yang sedang berjuang menghadapi pandemi Covid-19 menjadi alasan kuat lainnya untuk tetap bertahan di kota.
Bagaimana natalku di kota tahun ini? Seperti tahun-tahun sebelumnya, jauh dari sanak keluarga adalah kesedihan tersendiri. Tantangan yang harus ditaklukkan dengan susah payah. Coba ditawar dengan berbagi kabar, pesan, hingga video penghiburan. Tetap saja tak afdol. Entah mengapa.
 Seperti tempat-tempat lain di kota-kota besar, perayaan Natal tahun ini tetap dalam suasana kehati-hatian. Ibadah dan perayaan di Gereja tetap digelar, tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
 Angka penderita tiap hari masih mengkhawatirkan. Potensi penularan Covid-19 masih sangat tinggi. Gereja, begitu juga tempat-tempat ibadah lainnya masih berpotensi menjadi klaster baru. Untuk itu perayaan Natal tahun ini berlangsung dalam suasana yang tak biasa. Bila tahun-tahun sebelumnya jemaat akan berbondong-bondong ke Gereja, tidak demikian tahun ini.