"Setidaknya ada tiga kalimat kunci untuk menggambarkan kebijakan makroprudensial, yakni diterapkan dengan tujuan menjaga stabilitas sistem keuangan, diterapkan dengan berorientasi pada sistem keuangan secara keseluruhan (system-wide perspectives), dan diterapkan melalui upaya membatasi terbangunnya (build-up) risiko sistemik."
Bila diringkas, kebijakan makroprudensial merupakan penerapan prinsip kehati-hatian pada sistem keuangan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan makroekonomi dan mikroekonomi.
Tugas penting kelima adalah berperan sebagai jaring pengaman sistem keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai "leader of the last resort" (LoLR). Ini adalah peran BI sebagai bank sentral untuk mengelola krisi sehingga ketidakstabilan sistem keuangan bisa dicegah.
Sistem Keuangan Hari Ini
Bagaimana kondisi sistem keuangan kita saat ini? Di tengah gejolak perekonomian global sepanjang tahun ini, disinyalir belum berdampak signifikan terhadap stabilitas sistem keuangan dalam negeri. Hal ini diakui oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Sebagaimana disampaikan  Ketua KSSK, Sri Mulyani Indrawati kondisi ekonomi dalam negeri sepanjang Kuartal I-2019 dalam kondisi normal dan berjalan baik.Â
Sosok yang juga Menteri Keuangan RI itu mengatakan kondisi perekonomian global menunjukakn tanda-tanda pelemahan. Pertumbuhan ekonomi global dan volume perdagangan dunia mengalami penurunan. Pihak KSSK juga melakukan pengamatan intensif terhadap perang dagang AS dan China yang sudah terjadi sejak tahun lalu.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menegaskan kondisi ekonomi Indonesia masih dalam kondisi stabil. Meski begitu, KSSK akan terus mengawasi segala komponen yang bisa mempengaruhi ekonomi dalam negeri, baik dari aspek eksternal maupun internal.
Hal ini tercapai tentu berkat kerja sama berbagai komponen. Koordinasi yang baik antara KSSK dan para pihak dalam memperkuat kebijakan moneter, fiskal, makro prudential dan mikro simpanan adalah contoh.
Peran penting BI dalam bidang moneter terkait kebijakan suku bunga dan nilai tukar untuk memperkuat stabilitas eksternal perekonomian, terutama untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik.
Gubernur BI Perry Warjiyo memberi contoh. "Selama triwulan I 2019, Bl mempertahankan suku bunga acuan (Bl7DRR) sebesar 6%. Bersamaan dengan itu, Bl juga menempuh berbagai kebijakan yang lebih akomodatif untuk mendorong permintaan domestik."
Sekali lagi, menjaga stabilitas sistem keuangan, sebagaimana ditegaskan dalam buku "Mengupas Kebijakan Makroprudensial" merupakan kerja bersama. Bukan tugas BI semata.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!