Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Tenun Ikat Amarasi, Antara Kenyataan dan Harapan

31 Desember 2018   23:52 Diperbarui: 1 Januari 2019   00:54 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas menenun masih menggunakan cara manual/Willy

"Saya tidak mau paksa, biar kita bina yang sedikit dulu sampai kelihatan hasilnya. Dengan demikian akan dengan sendirinya menjadi virus bagi teman-teman lain."

Selain bergerak dalam wadah KBA, Willy juga menjalin kerja sama dengan penenun lainnya. Mereka itu beroperasi di rumah masing-masing. Melalui komunikasi yang baik, tercapai kata sepakat. Mereka bersedia untuk disatukan namun berkegiatan secara terpisah.

"Dengan berkegiatan secara terpisah, mereka akan ikut membantu membina remaja-remaja di sekitar rumah mereka."

Willy mengatakan ada satu remaja berusia 12 tahun dengan talenta menenun luar biasa. Ia merupakan gadis putus sekolah karena alasan ekonomi keluarga yang tak mampu membiayai uang sekolah. Tak lama setelah dikenalkan dengan proses menenun, ia berkembang pesat.

"Ia sangat telaten seperti penenun dengan jam terbang tinggi. Ia sudah bisa menerima pesanan untuk acara pernikahan dan sebagainya," ungkap Willy sambil menambahkan proses menenun yang bisa ia lakukan secara cepat. Biasanya untuk menghasilkan satu lembar kain berukuran besar, dengan panjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter, dibutuhkan waktu 3-4 bulan. Namun remaja ini bisa menyelesaikannya hanya dalam waktu satu minggu.

"Tetapi hasilnya rapih sekali."

Willy berharap seiring berjalannya waktu salah satu persoalan penting bisa segera diretas yakni pemasaran. Sejauh ini mereka hanya menenun sesuai pesanan. Mereka tidak bisa menenun dalam jumlah banyak dan secara rutin karena belum memiliki pasar yang jelas.

Sejauh ini mereka sudah menjalin kerja sama dengan beberapa toko atau outlet oleh-oleh di kota kabupaten maupun provinsi. Termasuk mencari mitra hingga ke luar pulau. Sambil dengan itu mereka akan terus mengasah kualitas tenunan.

Foto Willy
Foto Willy
"Jangan sampai mitra kecewa karena itu tugas dari para penenun adalah membuat orang jatuh cinta dengan tenun karena kualitas yang baik."

Tantangan promosi dan pemasaran ini diakui juga oleh Yulika, CSR Specialist di PT Astra International Tbk. Wanita yang dalam beberapa bulan terakhir menjadi penanggung jawab KBA di Indonesia Timur, Jawa dan Sumatera itu mengaku hal ini masih menjadi pekerjaan rumah.

Pihak Astra sendiri sudah berupaya dengan melakukan promosi melalui media televisi. Termasuk juga meng-endorse sejumlah artis untuk datang ke Sonraen dan mempromosikan tenun ikat di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun