Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Demi Sulawesi Tengah, "Jangankan Hatimu, SPBU-Pun Kita Terbangkan"

23 Oktober 2018   16:26 Diperbarui: 23 Oktober 2018   16:39 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjuangan relawan Pertamina/gambar dari @pertamina

Sosok yang menjabat sebagai External Communication Manager Pertamina itu menceritakan bagaimana perjuangan Pertamina untuk mencapai lokasi dan menghidupkan energi di sana. Perjuangan itu dimulai pada 30 September, atau dua hari setelah kejadian dengan diawali pembentukan crisis center untuk komunikasi dan koordinasi.

Arya Dwi Paramita, External Communication Manager Pertamina dalam acara nangkring bersama Kompasiana/foto @deNocz
Arya Dwi Paramita, External Communication Manager Pertamina dalam acara nangkring bersama Kompasiana/foto @deNocz

Tidak mudah memasuki wilayah dengan akses yang berantakan. Tim Pertamina MOR VII baru bisa merapat di Pelabuhan Pantoloan, Palu pada 2 Oktober setelah berlayar lebih dari 30 jam dari Makassar. Di bawah pimpinan Region Manager Marine VII, Adytia Setyawan bersama 15 petugas mereka fokus memperbaiki Terminal BBM Donggala.

"Tiga direktur kami bahkan langsung berkantor di sana," tandas Arya.

Perlahan-lahan perbaikan demi perbaikan dilakukan.  Tidak hanya memperbaiki terminal BBM, Pertamina pun mengirim BBM dan LPG menggunakan berbagai moda transportasi baik darat, laut maupun udara. Salah satunya melalui kapal tanker melalui jalur laut dari Balikpapan, Kalimantan Timur.

Sebanyak 11 juta liter BBM terkirim sejak 3 hingga 5 Oktober 2018. Hingga 12 Oktober total 89 juta liter BBM industri tersalurkan untuk Sulawesi Tengah. Solar sebanyak 4.000 liter disalurkan melalui air tractor.

Potret kerusakan di Sulawesi Tengah dan SPBU yang terdampak/foto dari www.pertamina.com
Potret kerusakan di Sulawesi Tengah dan SPBU yang terdampak/foto dari www.pertamina.com
"Pesawat ini kecil tetapi bisa bawa 4.000 liter," jelas Arya terkait pesawat mungil yang biasa diterbangkan untuk menyalurkan BBM ke pelosok-pelosok.

Sejak 1 Oktober pesawat itu memainkan peran untuk menyalurkan solar dengan prioritas kebutuhan PLN dan operasional evakuasi korban. Pesawat yang diterbangkan dari Tarakan, Kalimantan Utara menjembatani putusnya rantai distribusi akibat putusnya akses.


Sebanyak 16 mobil tangki BBM dan satu mobil tangki avtur berikut 34 awak mobil tangki diberangkatkan dari Jakarta dan Balikpapan. Tidak cukup sampai di situ. Untuk mempercepat distribusi energi, Pertamina pun menyediakan SPBU portable dengan mesin engkol berjumlah 41 buah dan mobile dispenser.

"Jangankan hatimu, SPBU-pun kita (baca Pertamina) terbangkan," ungkap Arya untuk menggambarkan totalitas Pertamina dalam mendistribusikan semua kebutuhan penyaluran BBM. Semua kebutuhan hingga yang terkecil diterbangkan dari luar daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun