Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Balada Kali Item, Lebih dari Sekadar Jaring dan Pewangi

28 Juli 2018   21:25 Diperbarui: 28 Juli 2018   22:24 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kali Item yang terletak dekat Wisma Altet Kemayoran ditutupi jaring berwarna hitam, Kamis (19/7/2018).(Gambar dan keterangan gambar dari KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D)

Lalu apa?

Sebelumnya telah dilakukan upaya yang lebih mendasar dan masuk akal di antaranya dengan menggunakan teknologi "nano-bubble" dan aerator atau pompa udara. Namun usaha ini tak berjalan signifikan karena keterbatasan alat. Dibutuhkan lebih dari satu alat yang masing-masing berharga miliaran.

Bila waring seharga setengah miliar gagal dan pewangi yang masih misterius itu tak berhasil, apa lagi yang bisa diharapkan untuk menyelesaikan persoalan Kali Item. Sementara akar masalah tidak disentuh. Sebab dari mana aroma itu berasal tidak pernah ditelusuri dan ditindaklanjuti. Bukankah bau tak sedap itu disebabkan karena pencemaran? Dan pencemaran itu bisa datang dari berbagai sumber.

Pemerintah pernah menyalahkan produsen tempe yang beroperasi di sekitar Kali Item. Mereka disinyalir membuang limbah produksi ke Kali Item. Namun tudingan tersebut membuat para pengusaha berang. Mereka membantah dan malah merasa dijadikan kambing hitam. Menurut mereka sudah sejak zaman dahulu Kali Item seperti itu dan pemerintah sebelumnya tidak pernah menyasar mereka sebagai biang keladi. Malah sejumlah pengusaha mengatakan mereka tidak pernah membuang limbah tempe ke Kali Item. Sebaliknya, limbah tempe itu diendap untuk dijadikan pakan sapi. 

Selain dari limbah industri (rumahan), pencemaran juga bisa datang dari limbah rumah tangga. Juga air yang berasal dari cucian dan aktivitas mandi-cuci-kakus, hingga limbah makanan, katering dan warung. Belum lagi dari keteledoran mengamankan berbagai sampah yang selesai dipakai dari bungkusan makanan, minuman, dan sebagainya. Semuanya adalah manifestasi dari perilaku tak tertib sampah. Apakah berbagai potensi pencemaran ini sudah diidentivikasi dan diambil tindakan?

Memang tidak mudah menyelesaikan persoalan Kali Item. Bau dan pemandangan tak sedap itu adalah puncak dari gunung es persoalan. Untuk menyelesaikannya dibutuhkan upaya terpadu yang membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Pemerintah boleh saja mendapatkan solusi terbaik untuk menghindari pemandangan tak sedap dan mengurangi bau busuk Kali Item selama Asian Games. Namun bila bangunan es persoalan tidak dirubuhkan maka masalah tersebut akan terus berlanjut.

Kebetulan persoalan ini mengemuka bertepatan dengan Asian Games. Dan Kali Item mengalir di sekitar Wisma Atlet. Kebetulan pula terjadi pada masa pemerintahan yang sekarang. Sehingga tak adil bila ujung masalah itu diarahkan ke wajah segelintir orang. Dan tak pantas pula bila persoalan Kali Item kemudian dikaitkan secara tak berdasar dengan anasir dan konteks lain.

Jangan sampai masalah Kali Item semakin hitam karena tindakan saling serang, polemik dangkal dan melempar tanggung jawab yang pada akhirnya semakin memperkeruh keadaan, alih-alih berkaca dan bertanya diri: apakah tertib sampah sudah menjadi bagian dari gaya hidup saya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun