Coba ingat gerak gerik pemain 29 tahun ini sepanjang pertandingan! Ia tidak hanya berperan sebagai pemain depan tetapi juga ikut andil membantu pertahanan. Ia rajin mundur untuk memberi tekanan ketika para pemain Spanyol memegang bola. Dengan keuletan dan fisik yang mumpuni ia berusaha merebut bola. Ketika bola berada di kakinya, ia dengan tenang membagikan bola ke depan atau mengalirkannya ke sayap. Lantas ia bergerak cepat ke kotak penalti Spanyol.
Bisa jadi, situasi ini kemudian membuat Rusia cenderung memainkan bola-bola panjang dan melambungkannya untuk memanfaatkan postur dan fisik pemainnya.
Apakah tak ada satu pun pemain Spanyol yang bersinar di laga ini? Isco adalah satu dari sedikit pemain yang tampil sesuai harapan. Ia tak ubahnya cahaya di tengah kegelapan. Dengan kemampuan dribbling dan passing yang baik, Isco mampu mengirimkan beberapa umpan matang. Dengan sekitar 197 sentuhan berhasil, pemain muda Real Madrid ini berhasil melepaskan dua umpan kunci.
Dengan kecepatan dan kelihaian mengolah bola, pemain bernama lengkap Francisco Roman Alarcon Surez mencoba untuk menguasai lini tengah dan mengekploitasi secara maksimal ruan kecil yang dimiliki para pemain Rusia. Sesekali ia melakukan penetrasi, dan pada saat berbeda bergerak cepat mengamankan wilayah tengah.
Isco bisa dinilai sebagai pemain terbaik Spanyol di pertandingan ini. Penampilan Isco bertolak belakang dengan Marco Asensio. Rekan setim Isco di level klub ini mendapat kepercayaan penting untuk bermain sejak menit awal. Namun tanggung jawab itu sepertinya terlalu berat bagi pemuda 22 tahun ini. Marco Asensio Willemsen, begitu nama lengkapnya, tidak memberikan pengaruh apapun.
Ia diharapkan mampu menjadi pembeda dengan kecepatan dan skill olah bola untuk menaklukkan bek-bek lawan. Ia diharapkan mampu menjadi "pelayan" terbaik bagi Costa dengan umpan-umpan terukur dan sesekali melepaskan tembakan-tembakan terarah dari luar kotak penalti. Namun harapan tersebut menguap di balik sikapnya yang hanya mau menunggu bola dan semangat yang lesu.
Tak ada satu pun penyelamatan yang bisa dilakukan sepanjang pertandingan penentu ini, dan gawangnya selalu kebobolan dalam empat kali eksekusi penalti (plus satu di waktu normal) membuat segala nama besar dan masa lalunya itu tak berguna. Sebagai pecundang di laga ini, De Gea kalah meyakinkan dari Igor Akinfeev.
Tak ada satu pun penyelamatan yang bisa dilakukan sepanjang pertandingan penentu ini, dan gawangnya selalu kebobolan dalam empat kali eksekusi penalti (plus satu di waktu normal) membuat segala nama besar dan masa lalunya itu tak berguna. Sebagai pecundang di laga ini, De Gea kalah meyakinkan dari Igor Akinfeev.
Akinfeev melakukan dua penyelamatan penting dalam drama adu penalti, dan beberapa penyelamatan sepanjang waktu normal. Sepakan Jordi Alba, tendangan “first-time” Iniesta, percobaan Rodrigo yang dipungkasi dengan dua blok dalam drama adu penalti.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!