Buntutnya, Azmoun mendapat perlakuan tak mengenakkan dari masyarakat Iran. Sebagaimana diberitakan luas, alih-alih mendapat dukungan, ia justru dihina secara menyakitkan oleh orang-orang sebangsanya.
Azmoun yang berasal dari keluarga Sunny merasakan dampak penghinaan pada sang ibu. Kesehatan ibunya memburuk karena tak kuasa menahan cercaan dari orang-orang sekitar. Dalam nada keputusasaan yang sangat Azmoun menguraikan situasi yang terjadi pada keluarganya. Curhatan ini diungkapkan pertama kali di akun instagram pribadi.
"Ibu saya berhasil mengatasi sakit yang serius dan saya merasa bahagia. Sayangnya karena kekejaman beberapa orang, dan penghinaan bahwa saya dan rekan setim sama sekali tak pantas, penyakitnya pun menjadi parah," ungkapnya seperti dikutip dari BBC.co.uk.
Tidak mau mengambil risiko buruk pada sang ibu, dengan berat hati Azmoun pun mengambil keputusan pensiun. Ia lebih memilih kesehatan sang ibu ketimbang terus bergumul di dunia sepak bola yang membuatnya bisa menjadi pahlawan dan pecundang seketika.
"Situasi ini telah membuat saya dalam posisi sulit di mana saya harus memilih salah satu-dan sebagai hasilnya saya memilih ibu saya."
Di satu sisi, sikap Azmoun sangat romantis, untuk mengungkapkan kedekatan dan keberpihakan pada sang ibu. Ia lebih memilih kesehatan sang ibu, ketimbang tim nasional.Â
Pengunduran dirinya itu bisa jadi bentuk protes atas sikap masyarakat setempat. Di sisi lain, keputusan Azmoun cukup disesali. Sebuah kerugian besar bagi sepak bola Iran. Bakat besar dan calon bintang "dimatikan" oleh kaumnya sendiri.
Sambil pada waktu bersamaan mengasah mental, tidak hanya menghadapi tekanan dari dalam tetapi juga dari luar lapangan seperti yang dialaminya saat ini. Sepak bola tidak hanya soal mengolah bola tetapi juga bagaimana mengolah rasa dan emosi dalam menghadapi tekanan yang kadang bisa datang dari orang-rang terdekat.
Oh ya, sang ayah, Khalil Azmoun adalah mantan pemain voli nasional yang kini menjadi pelatih di beberapa klub lokal. Darah olahraga yang mengalir dalam keluarga ini tentu membuat Azmoun menjadi lebih mafhum terhadap setiap dinamika. Olahraga, juga sepak bola itu tidak melulu tampil dalam satu rupa. Ia bisa hadir dalam bentuk paling kejam seperti dialami saat ini.
Sambil mengharapkan kebangkitan Azmoun dan timnas Iran, mari terus mengikuti perjalanan Piala Dunia yang semakin mendebarkan. Tentu akan menjadi lebih sempurna ditemani kacang garuda karena jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda!Â