Brasil juga butuh pemain yang bisa ikut andil menyerang. Tidak ada kesempatan kedua selain menang di babak gugur. Tentu sosok Marceloa sangat dirindukan untuk segera kembali merumput.
Secara individu kekuatan Brasil sepertinya hanya bisa disaingi Prancis, Spanyol dan Belgia. Namun sepak bola bukanlah pertandingan orang per orang. Ia adalah permainan kolektif. Karena itu dibutuhkan kerja sama. Kekompakkan antarpemain melalui komunikasi dan koordinasi yang baik.
Pertandingan kontra Serbia meninggalkan sedikit catatan bagi Brasil dalam hal ini. Negara pecahan Yugoslavia itu memiliki beberapa peluang untuk menyamakan kedudukan. Salah satu peluang emas dimiliki Aleksandar Mitrovic. Bila saja Mitrovic mampu menggetarkan gawang Becker, Serbia bakal memberikan ancaman yang jauh lebih berat.
Mitrovic mendapatkan peluang memanfaatkan kurangnya komunikasi antara Becker dan bek tengah Brasil. Sayang di saat Serbia butuh gol untuk memberi tekanan balik pada Brasil, kesempatan emas itu justru menguap sia-sia.Â
Keseblasan yang dianggap sebagai salah satu kuda hitam di event empat tahunan kali ini akhirnya gagal mewujudkan predikat tersebut secara paripurna. Kemenangan atas Brasil masih menjadi misi yang tak terpenuhi.
Namun Serbia sudah memberi tahu beberapa celah yang harus segera diperbaiki Nerymar dan kawan-kawan. Selain terus memaksimalkan potensi dan ritme positif, meningkatkan koordinasi dan komunikasi antarlini mutlak diperlukan, apalagi bila itu terkait para para pemain belakang.
Di saat salah satu favorit turnamen tersingkir, peluang Brasil menjadi juara kian terbuka. Namun Brasil baru melewati ujian pertama. Masih ada ujian demi ujian yang lebih berat. Sambil menanti kiprah Selecao berikutnya, pastikan jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H