Gol itu membuat banyak pengamat dan komentator kagum. Mereka menyebut Messi telah kembali. Sang pemilik nomor punggung 10 di Barcelona telah menemukan kembali magisnya. "Messi telah muncul untuk negaranya," celetuk mantan pemain internasional Nigeria, peter Odemwingie kepada BBC Radio 5.
Kepada media yang sama, mantan pemain sayap Inggris, Chris Waddle berujar, "Siapa lagi? Kami telah berbicara tentang dia yang tak menampilkan permainan terbaik sepanjang turnamen. Tapi sebuah penyelesaian akhir yang luar biasa. Lionel Messi dalam penampilan terbaik."
Mantan bek timnas Inggris, Rio Ferdinand menambahkan Messi telah mendapatkan kembali percikan energi. Dari bahasa tubuh terlihat jelas, Messi telah kembali. Seakan menduga apa yang dipikirkan Messi, mantan pemain Manchester United itu berkata, "Messi berpikir 'ini panggung saya dan momen saya.'"
Dan seperti ditunjukkannya di babak kualifikasi, Messi kembali tampil sebagai penyelamat. Tiga gol ke gawang Ekuador di laga pamungkas meloloskan Argentina ke Rusia. Dan kini satu golnya ke gawang Nigeria membuka asa bagi Argentina ke babak 16 besar. Sepertinya benar kata Zabaleta, "Pemain-pemain terhebat tampil di momen-momen yang Anda butuhkan. Itulah mengapa Messi menjadi yang terbaik."
Setelah kemenangan itu Rojo mengatakan Piala Dunia sesungguhnya baru dimulai. Pertanyaan, apakah memang demikian? Apakah kemenangan ini akan berlanjut di pertandingan-pertandingan selanjutnya? Atau jangan sampai hanya pelipur lara sesaat?
Oh ya ada satu hal yang perlu disampaikan. Messi bukan penentu kemenangan Argentina. Sepakan voli Marcos Rojo di menit ke-86 adalah pembeda. Namun patut dicatat, sebagaimana pengakuan Rojo setelah pertandingan, gol tersebut tak lepas dari andil Messi. Messi turut menyemangatinya untuk tidak hanya mengamankan barisan pertahanan tetapi juga ikut bertanggung jawab mencetak gol.
Messi lagi-lagi disebut. Selain Rojo, kontribusi para pemain lain tidak bisa diremehkan, termasuk Javier Mascherano yang sampai bercucuran darah. Termasuk juga Sampaoli. Setelah pengakuan akan keterpurukan tim di dua laga sebelumnya, mantan pelatih Chile ini berhasil melakukan perubahan radikal. Tidak hanya dalam sikap, tetapi juga taktik, sebagaimana terlihat dalam perubahan formasi di pertandingan kali ini.
Menghadapi Prancis di Kazan pada Sabtu akhir pekan ini jelas pekerjaan besar. Prancis melewati fase grup dengan hasil memuaskan, meski di laga terakhir penyisihan Grup C bermain imbang tanpa gol kontra Denmark. Hasil tersebut membuat kedua tim tersebut sama-sama melenggang ke babak 16 besar namun akan menghadapi lawan berbeda. Denmark akan menantang juara grup D, Kroasia.
Prancis saat ini tidak bisa diremehkan. Mereka memiliki amunisi yang sedang berada di usia terbaik dan berangkat ke Rusia dengan pencapaian yang gemilang bersama klub. Dari lini belakang hingga penyerang depan, Prancis memiliki kekuatan yang seimbang, yang membuat mereka menjadi penantang serius Brasil, Jerman, dan Spanyol.
Pertandingan akan berjalan menarik saat kedua tim bertemu. Meski di laga terakhir performa Prancis tak terlalu memuaskan, ahli sepak bola BBC Amerika Selatan Tim Vickery tetap mengunggulkan Les Blues. Baginya Prancis kali masih terlalu tangguh bagi Argentina.