Meski telah berjuang "all out", Busanan, berperingkat 22 tahun itu masih terlalu tangguh. Busanan menegaskan diri sebagai salah satu pemain dengan pengalaman dan mental teruji. Ia belum pernah kalah ketika dimainkan sebagai tunggal ketiga di turnamen beregu sejak level junior.
Di balik sepak terjang Tim Uber Indonesia kali ini ada beberapa catatan yang bisa dikedepankan. Pertama, secara potensi para pemain Indonesia tak kalah dengan para lawan. Namun mental bertanding masih menjadi kendala.Â
Sebagai contoh di partai ketiga babak delapan besar. Della dan Rizki tak mampu keluar dari tekanan dan terbawa permainan lawan. Di pihak lain seperti evaluasi pelatih ganda putri, Eng Hian, konsistensi anak asuhnya masih menjadi persoalan.
"Pada saat mereka bisa bermain dengan cukup bagus, itu grafiknya bisa di angka 9 atau 10. Tapi saat mereka tidak bermain bagus, bisa turun sampai di angka 2," ungkap Eng Hian kepada badmintonindonesia.org.
Persoalan utama tidak pada teknik, tetapi mental. Keduanya tak mampu menghadapi tekanan dan mengubah pola permainan. Bisa jadi tekanan besar yang dialami membuat mereka gagal menampilkan permainan terbaik. Ekpektasi besar yang dibebankan kepada mereka justru berakhir petaka.
Kedua, dari materi pemain yang ada pencapaian ini sudah maksimal. Bahkan ada pemain muda yang mampu mencuri perhatian. Dia adalah Gregoria Mariska.
Pemain 18 tahun ini bermain baik sepanjang turnamen. Menghadapi Nichaon di perempat final, Jorji menunjukkan semangat juang tinggi. Ia menutup kemenangan dua game langsung dengan aksi ciamik. Pemain kelahiran Wonogiri itu mampu membalikkan bola meski sudah berada dalam posisi sulit. Nichaon hanya bisa melongo tak percaya.
Kemenangan atas Nichaon melengkapi hasil sempurnanya di Piala Uber kali ini. Ia sukses meraih empat kemenangan, termasuk mengalahkan tiga pemain dengan rangking yang lebih tinggi.Â
Selain Jorji, potensi Ruselli pun harus terus dirawat. Di samping itu memaksimalkan sektor ganda sebagai harapan menyumbang poin.
Banyak pekerjaan rumah menanti setelah kejuaraan dua tahunan ini. Skuad Indonesia yang didominasi pemain muda ini harus terus diasah tidak hanya teknik tetapi juga mental. Mereka harus lebih banyak diorbitkan untuk bersaing di turnamen level atas.Â