Banyak pasang mata pencinta bulu tangkis dunia sedang tertuju pada Jepang. Negara Sakura itu sedang menjadi kekuatan baru bulu tangkis dunia. Tak heran mereka dijagokan untuk merebut Piala Uber 2018. Event akbar dua tahunan itu akan mulai digelar di Impact Arena, Bangkok, Thailand selama sepekan ke depan sejak Minggu, 20 Mei hingga 27 Mei 2018.
Jepang bakal menjadi ancaman serius bagi China yang mendominasi Piala Uber dengan 14 gelar. Bahkan negara Tirai Bambu itu tak tertandingi dalam tiga edisi terakhir sejak di Wuhan, China, berlanjut di New Delhi, India, hingga di Kunshan, China dua tahun lalu. Kini mereka datang ke Bangkok untuk memburu gelar keempat secara beruntun.
Namun berbeda dengan edisi-edisi sebelumnya, kali ini, Jepang lebih diunggulkan ketimbang China. Dalam daftar undian BWF, Jepang berada di urutan teratas. Hal itu cukup beralasan mengingat mereka memiliki sederet pemain di jajaran elit dunia.
Di nomor tunggal, Jepang memiliki tunggal nomor dua dunia, Akane Yamaguchi, Nozomi Okuhara yang berada di rangking sembilan dunia, serta pemain berperingkat 13 dunia, Sayaka Sato.
Kekuatan Jepang di sektor ganda lebih dahsyat lagi. Tiga dari lima pasang ganda terbaiknya berada di lima besar dunia. Mereka adalah Yuki Fukushima/Sayaka Hirota yang ada di peringkat kedua, mantan pasangan nomor satu dunia yang kini berada di peringkat keempat, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi serta pasangan peringkat lima dunia, Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto. Hanya Chen Qingchen/Jia Yifan asal China serta Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen dari Denmark yang merusak dominasi Jepang dengan menempati peringkat pertama dan ketiga dunia.
Di belakang mereka masih ada sederet pasangan yang siap tampil. Tak heran Jepang menjadi negara dengan kekuatan paling mematikan di sektor putri.
Kekuatan sektor tunggal akan bertumpu kepada Chen Yufei, He Bingjiao, dan Gao Fangjie. Formasi ini membuat China tampil lebih segar. Dominasi para pemain muda yang enerjik akan menghadirkan persaingan yang seru bila nanti akan beradu dengan Jepang. Ditambah lagi, China mendapat suntikan semangat dari kembalinya Li Xuerui.
Peraih emas Olimpiade London 2012 baru saja pulih dari cedera lutut serius yang dialami di semi final Olimpiade Rio de Janeiro, Agustus 2016 lalu.
Sejak itu Li harus menepi. Tanpa Li membuat dominasi China di nomor tunggal benar-benar meredup menyusul mundurnya Wang Shixian dan Wang Yihan yang menjadi trisula maut China. "Big Three" China ini sempat mendominasi jajaran elite dunia.
Seiring cepatnya proses regenerasi membuat China kini sudah mendapatkan para penerus. Termasuk dalam diri Gao Fangjie yang disebut-sebut sebagai titisan Xuerui. Penampilan dan gaya bermain Fangjie mirip dengan mantan pemain nomor satu dunia itu.