Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kita Menanti Piala Thomas Kembali ke Tanah Air

19 Mei 2018   21:08 Diperbarui: 19 Mei 2018   22:11 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lin Dan (depan) dan Chen Long menjadi tumpuan tim Piala Thomas China/gambar badmintonplanet.com

Memori dua tahun lalu saat Hans-Kristian Vittinghus memastikan kemenangan Denmark atas Indonesia di final Piala Thomas/gambar dari bwfthomasubercups.com
Memori dua tahun lalu saat Hans-Kristian Vittinghus memastikan kemenangan Denmark atas Indonesia di final Piala Thomas/gambar dari bwfthomasubercups.com
Di satu sisi, dengan formasi yang tak jauh berbeda tentu tim Denmark telah menjadi lebih matang. Tanpa Mogensen mereka masih memiliki duo Mads yang kini menempati peringkat lima dunia serta pasangan nomor sembilan dunia, Kim Astrup dan Anders Skaarup. Ditambah lagi kombinasi senior-junior, Boe dan Christiansen.

Lebih menonjol lagi di nomor tunggal putra. Denmark punya Axelsen yang berada di puncak rangking dunia. Ditambah lagi pemain berusia 24 tahun itu baru saja menegaskan dominasinya di benua Eropa membuatnya semakin percaya diri. Axelsen memang baru saja pulih dari operasi pergelangan kaki.

"Bagi saya, secara pribadi, persiapan saya sudah baik. Saya berharap dan yakin bahwa saya dapat bermain pada level yang tinggi," ungkap Axelsen optimistis kepada bwfthomasubercups.com.

Di sisi lain, negara-negara lain pun semakin berkembang. Axelsen menyebut Indonesia, China, dan Jepang. Ya kekuatan negara-negara Asia itu memang tidak bisa diremehkan. Indonesia memiliki pasangan ganda putra nomor satu dunia, Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo. Dua tahun lalu, Duo Minions masih tenggelam di balik nama besar Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan serta Angga Pratama/Ricky Kara Suwardi.

Kali ini keduanya mengambil peran menjadi salah satu tumpuan utama. Bersama Hendra dan Ahsan serta pasangan rangking 12 dunia, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto siap mengambil poin di sektor ganda. Sementara di nomor tunggal, Indonesia menaruh harapan kepada para pemain muda yakni Anthony Ginting, Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa dan Firman Abdul Kholik.

Meski performa mereka secara individu belum stabil, gelar Badminton Asia Team Championships 2018 atau Kejuaraan Beregu Asia 2018 pada Februari lalu menjadi pengalaman berharga sekaligus alarm akan kekuatan bersama yang patut diwaspadai lawan-lawannya.

Bagaimana China? Kali ini negara Tirai Bambu itu datang dengan ambisi besar untuk merebut kembali supremasi beregu itu. Dua tahun lalu Lin Dan dan kawan-kawan dipermalukan Jepang di perempa final. Mereka kalah 1-3 di hadapan pendukungnya sendiri. Kali ini perpaduan pemain berpengalaman dan pemain muda menjadikan China sebagai salah satu unggulan.

Negara yang pernah mendominasi Piala Thomas selama satu dekade sejak pertengahan 2000-an itu menempati unggulan teratas. Seperti Denmark, kekuatan China cukup merata. Di sektor tunggal ada juara Olimpiade Rio, Chen Long serta pemilik dua gelar Olimpiade, Lin Dan. Kedua pemain senior ini ditopang oleh pemain muda yang baru saja merebut gelar All England, Shi Yuqi.

Lin Dan (depan) dan Chen Long menjadi tumpuan tim Piala Thomas China/gambar badmintonplanet.com
Lin Dan (depan) dan Chen Long menjadi tumpuan tim Piala Thomas China/gambar badmintonplanet.com
Di nomor ganda China memiliki pasangan yang kini menempati rangking tiga dan empat dunia. Mereka adalah Li Junhui dan Liu Yuchen serta Liu Cheng dan Zhang Nan. Dengan kekuatan itu tentu mudah bagi China melewati penyisihan grup A.

Prancis dan Australia bukan lawan sepadan. Begitu juga India yang kali ini tampil tanpa tunggal terbaik, Kidambi Srikanth yang memilih mempersiapkan diri untuk Asian Games dan Kejuaraan Dunia pada Agustus mendatang.

China baru menemui tantangan di fase knock-out. Dalam keterangannya, pelatih China, Xia Xuanse berharap timnya bisa menebus kegagalan dua tahun lalu. Meski sedikit menyayangkan kegagalan di edisi sebelumnya, Xia yakin Lin Dan dan kolega bisa membalasnya kali ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun