Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Stop Diperdaya "Kebutuhan Palsu", Saatnya Pakai Produk Dalam Negeri

17 Desember 2017   12:28 Diperbarui: 17 Desember 2017   13:02 1613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat,meningkatkan kualitas produk. Semakin banyak dibeli dan dipakai dengan sendirinya kualitas akan ditingkatkan. Penelitian dan pengembangan akan berkembang. Sinergi antara industri dan pendidikan akan terjalin. "Bagaimana pun industri yang tinggi dibutuhkan kualitas pendidikan yang tinggi," tegas Akhyari Hananto.

Kelima,mengikis dampak mekanisasi. Saat ini perlahan-lahan robot telah menggeser tenaga manusia. Perlu meningkatkan lapangan pekerjaan untuk menghindari dampak negatif mekanisasi.

Malah perkembangan dunia komunikasi dan digital membuka peluang besar bagi industri dalam negeri. Perkembangan e-commerce di Indonesia begitu pesat. Menurut Harianto perkembangan e-commerce di Indonesia berkembang 27 kali lipat di Asia Tenggara, jauh melebihi negara-negara lain yang hanya sebesar 11 kali. Kenyataan ini menjadi tantangan sekaligus peluang. Beberapa e-commerce Indonesia seperti Gojek, Traveloka, Tokopedia telah dikenal luas dengan pendapatan wah.

Perkembangan industri e-commerce Indonesia terpesat di Asia Tenggara (dokpri)
Perkembangan industri e-commerce Indonesia terpesat di Asia Tenggara (dokpri)
Ubah mindset

Kenyataan di atas menunjukkan bahwa sebenarnya produk-produk Indonesia tidak kalah bersaing dengan produk-produk mancanegara. Selain itu dampak positif mencintai produk dalam negeri begitu luas. Pertanyaan penting sebagaimana dilontarkan Iwet Ramadhan, mengapa kecintaan produk dalam negeri masih lemah?

Pertanyaan ini bisa dijawab dengan berbagai upaya untuk menanamkan kecintaan terhadap produk dalam negeri. Pertama,meningkatkan kolaborasi antara berbagai pihak. Iwet Ramadhan telah mengalami jatuh bangun dalam membangun usaha seperti batik tulis dan berbagai karya kreatif. Namun usahanya kurang mendapat respon positif lantaran harga jual yang tinggi.

Di sisi lain berbagai ide-ide kreatif dan karya-karya kreatif terus bermunculan. Karena itu dibutuhkan sokongan dari berbagai pihak di antaranya pemerintah untuk memberikan modal juga membuka jalan untuk mempromosikan dan memasarkannya.

"Yang perlu didorong ke depan yakni memanfaatkan tempat-tempat tertentu seperti bandara untuk memperkenalkan dan memasyarkan prduk dalam negeri," ungkap Haris.

Kedua,pemberitaan positif. Perlu memperbanyak informasi positif terkait produk-produk dalam negeri. Selama ini menurut pengamatan Akhyari Hananto media-media di Indonesia terlalu banyak dijejali informasi-informasi negatif. Saatnya memasifkan pemberitaan positif terkait produk-produk Indonesia.

Ketiga,mengubah mindset. Saatnya untuk mengubah pandangan keliru tentang produk-produk dalam negeri. Bahwa produk Indonesia kurang berkualitas dan mendapatkan merek-merek terkenal dengan bertandang ke gerai-gerai terkenal di luar negeri. Justru dengan menggunakan produk dalam negeri menunjukkan besarnya kecintaan terhadap negeri.

Keempat,berkaitan dengan poin ketiga, mengubah pandangan keliru tersebut dengan sendirinya akan membuat ekonomi dalam negeri semakin berkembang. Menurut prediksi, tahun 2030 nanti Indonesia akan menjadi satu dari lima negara sentra ekonomi dunia di samping China, Amerika Serikat, India, dan Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun