Keenam,di samping barang-barang di atas beberapa produk lain yang kadang disangka berasal dari luar negeri. Polygon, salah satu merek speda yang diproduksi di Sidoarjo dan telah dikenal luas. Selain itu GTRadial, salah satu merek ban, Essenza (produk outdoor), Magna Radio buatan Temanggung yang sangat digemari masyarakat Jepang dan Amerika Serikat, juga merek-merek seperti JCO dan LEA.
Tren menggunakan produk dalam negeri telah lama merasuk bangsa-bangsa di dunia. Amerika Serikat di antaranya pada masa kepemimpinan Barack Obama hingga Donald Trump getol mengkampanyekan penggunaan hasil karya bangsa sendiri. Selain itu India dan Korea Selatan.
"Di Korea lebih konservatif. Bila lihat temannya merokok yang diproduksi di luar negeri, mereka akan marah," Haris Munandar memberi contoh.
Gerakan seperti itu akhirnya membuat produk setempat berkembang pesat. Jepang telah memproduksi kendaraan sejak bertahun-tahun lalu. Awalnya produk mereka tidak terlalu berkualitas. Karena kecintaan masyarakat terhadap produk setempat memacu industri otomotif berkembang pesat.
Saat ini Jepang dikenal sebagai salah satu produsen otomotif kawakan dunia yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Begitu juga China. Bukan rahasia lagi saat ini Negeri Tirai Bambu telah menjadi pabriknya dunia.
Selain meningkatkan daya saing produk dalam negeri masih banyak dampak penting lainnya. Pertama, memperbesar penyerapan tenaga kerja. Menurut Haris industri menjadi salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar. Data menunjukkan 16,57 juta orang dari total 187 juta angkatan kerja bergerak di sektor industri. Dengan membeli produk dalam negeri maka tingkat permintaan akan semakin tinggi. Dengan demikian semakin besar menyerap tenaga kerja.
Kedua,menyelamatkan kita dari krisi ekonomi global. Saat ini ada 4,59 juta Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Indonesia. Sebanyak 10,23 juta orang bergerak di dalamnya. Dengan memberdayakan IKM maka bisa menampak terpaan krisis ekonomi global. Semakin sedikit orang yang menganggur dan kehilangan pekerjaan.
Justru berkembangnya IKM membuat banyak lapangan kerja terbuka. Banyak pekerjaan baru yang terbuka.
Begitu juga material mentah tidak ke mana-mana. Indonesia tidak lagi mengekspor barang mentah untuk kemudian mengimpor barang jadi. Tetapi barang mentah itu diproduksi di Indonesia hingga menjadi barang jadi.