Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Kami Juara karena Kami Berbeda

2 Juni 2017   01:14 Diperbarui: 2 Juni 2017   01:24 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

...
 Kami bertarung saat bumi pertiwi bersusah hati
 Kerusuhan SARA membara dan membakar Jakarta
 Kami berlaga di mancanegara dengan hati duka
 Duka lara nestapa sekaligus kecewa

Konsentrasi kami terbagi tak tahu nasib keluarga dan sanak saudara
 Di mancanegara kami terus ditanya 'kuli tinta'
 mengapa kami tetap setia membela lambang garuda di dada?
 Mengapa kami mau tampil habis-habisan menjaga tegaknya Indonesia?
 Ya, kenapa semangat dan cinta kami tidak sirna

Perasaan yang tak menentu itu berhasil diatasi. Mereka sukses mengalahkan Malaysia di partai final dengan skor 3-2 sekaligus kembali membawa Piala Thomas ke tanah air. Prestasi itu adalah buah  pengorbanan dan perjuangan mengatasi segala kendala. Juga terjadi berkat persatuan melampaui segala perbedaan. Hari asal Kudus, Rexy dan Marlev dari Ternate, Ricky asal Bandung, Sigit dari Yogyakarta, Candra dan Indra kelahiran Cirebon, Hendrawan asal Malang, Tony dari Surabaya serta Joko dari Solo bersatu demi dan atas nama Indonesia. Begini bahasa puitis Hari:

...
 Tetapi, demi berkibarnya merah putih kami tetap bertarung bak singa
 Tim bulu tangkis Indonesia memang berbeda-beda dan berwarna

Kami berasal dari suku, agama dan budaya dan strata yang tidak sama
 Perbedaan tak membuat kami menjadi lemah dan tak berdaya
 Tetapi ,dengan kompak dan bersatu Indonesia jauh lebih perkasa

 “Kemenangan itu kami dedikasikan sebagai perekat bangsa yang tengah terpecah dan terkoyak. Itulah persembahan terbaik para pebulutangkis untuk Indonesia," tegas Hari yang juga mempersembahkan gelar All England 1993, 1994, dan gelar Juara Dunia 1995 di Lausanne, Swiss itu.

Tim Piala Thomas 1998 adalah salah satu contoh. Contoh lain masih bisa diangkat seperti Ricky dan Rexy, mantan pasangan ganda putra  kawakan sarat prestasi. Keduanya berasal dari suku, agama, ras dan golongan berbeda tetapi mampu bertahan selama 11 tahun. Persatuan yang mengatasi anasir primordial itu telah berbuah banyak gelar seperti juara dunia 1995 hingga medali emas Olimpiade Atalanta 1996.

Semua itu niscaya terjadi, sekali lagi, karena persatuan yang didasari penghayatan yang seutuhnya atas ideologi dan falsafah negara. Seperti kata Hari lagi:

Kami semua berbeda
 tapi justru itu lah yang menyatukan
 dan menjadi modal kami untuk menjadi juara

Hariyanto Arbi menangis saat acara bersama KBI/Deby Dahlia/Juara.Net
Hariyanto Arbi menangis saat acara bersama KBI/Deby Dahlia/Juara.Net
Panggilan ke dalam

Melihat bagaimana para mantan pebulutangkis bersatu memaklumkan rasa cinta pada Merah Putih membuat sisi melankoli siapa pun pasti mencair. Kompak mengenakan kaos merah dan putih dengan tulisan besar di dada “Gue Indonesia” tidak hanya sekadar atribut tetapi telah menjadi nilai yang telah mereka buktikan selama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun