Kemenangan Susy menyemangati Edy Kurniawan dan Eddy Hartono/Verawaty. Edy melibas Han Kok Sung tanpa ampun dengan skor telak, 15-4, 15-3. Ganda campuran penentu pun memastikan gelar pertama menjadi milik Indonesia usai menggulung Park Joo Bong/Chung Myung Hee, 18-13, 15-3.
Mengingat kembali saat-saat itu, Susy seperti mendapat energi baru. Bila pada saat itu ia mengangkat trofi Piala Sudirman saat baru lepas usia remaja, kali ini ia kembali berjuang dalam kapasitas sebagai manajer tim Indonesia.
Sebagai Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy terjun langsung ke Australia. Ia ingin memimpin dari dekat Merah Putih, menyuntikkan semangat seperti yang ditunjukkan di tengah lapangan pada 28 tahun silam kepada anak didiknya. Dari sisi lapangan Susy akan membakar spirit Ahsan dan kawan-kawan termasuk memantik Fitriani yang berusia persis seperti Susy saat itu.
Datang dengan target semi final-satu tingkat lebih tinggi dari peluang seturut daftar unggulan-, bisa menjadi terlalu rendah, pun terlalu tinggi. Namun seperti sudah disinggung sebelumnya, kebersamaan bisa mengatasi segalanya, seperti yang ditunjukkan para pejuang kemerdakaan Indonesia.
Hasil akhir bisa menjadi nomor satu, bila kita datang dengan semangat tinggi dan siap tampil all out. Begitu juga bisa menjadi nomor dua bila target yang ingin dicapai adalah membangun solidititas dan memperbaiki rantai regenerasi. Namun satu hal yang pasti, perjuangan baru akan dimulai. Mengutip Pramoedia Anta Toer, berjuang sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya, itu yang utama.
Bila segala syarat tersebut terpenuhi tidak ada yang mustahil. Persis kata Susy, “Buat semua saja, selama pertandingan itu belum selesai kita tak bisa tentukan pemenangnya. Kita bisa mengubah sesuatu dari nothing menjadi something.”
Semoga Susy menginspirasi kebangkitan Indonesia di Piala Sudirman 2017. Selamat berjuang!
N.B
Jadwal lengkap siaran langsung Piala Sudirman di Kompas TV
21 Mei – China vs Hongkong, pukul 09.00 wib
22 Mei – Denmark vs India, pukul 08.30 wib