Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kesempatan Kedua Guardiola

16 Mei 2017   21:11 Diperbarui: 17 Mei 2017   09:16 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manajemen kepemimpinan Fergie akan terus menyelaraskan skuadnya, menjaga titik keseimbangan antara semangat muda yang bergelora dan pengalaman para pemain veteran serta sangat hati-hati dalam membuat perubahan agar tidak sampai membingungkan, mengacaukan, dan mematahkan semangat.

Tidak heran kita mendapatkan skuad United yang solid tidak hanya dalam permainan tetapi juga di luar lapangan yang membuat ikatan personal antarpemain dan pemain dengan klub begitu kuat, meski Fergie bukan tipe yang gampang diajak kompromi dan permisif. Setidaknya bangunan tim ditegakkan di atas dasar yang kuat sehingga mampu bertahan selama bertahun-tahun.

Memang harga untuk itu harus dibayar mahal dengan kesabaran. Fergie menginvestasikan energi dan waktu yang tidak sedikit. Kesabaran seperti ini sepertinya menjadi barang langka dalam geliat industri sepak bola sekarang ini yang menempatkan trofi atau gelar sebagai sasaran utama.

Guardiola adalah salah satu bagian dalam bisnis sepak bola kekinian. Sialnya ia berada di tim yang tidak memiliki dasar yang kuat sehingga ia perlu waktu untuk memulai dari titik nol. Beda bila kita berbicara tentang Barcelona yang sudah terpola hampir dalam segala hal sehingga mempermudah siapapun yang menjadi pelatih.

Di balik usaha membangun dari dalam, poin penting lain yang bisa terbaca dari Ferguson adalah kekukuhan pada diri sendiri. Meski tidak menutup mata sama sekali pada para pesaing untuk sekadar mencari tahu susunan pemain dan taktik, Fegie menolak tunduk membiarkan United didefenisikan oleh pesaing. Seperti dikatakan Moritz, Fergie yakin bahwa takdir klub dibentuk oleh apa yang terjadi di dalam, bukan di tempat lain.

Tak heran ia tampak dingin saat para oligarki, pangeran Timur Tengah, dan orang-orang berduit dari mancanegara mulai menginvasi dan mengobok-obok Liga Inggris, dan kemudian hasilnya terlihat jelas sekarang. Fergie seakan ingin mengataan bahwa uang tidak pernah membeli kesuksesan, meski pembelian pemain besar sesekali penting untuk tambahan pemasukan.

Namun situasi sekarang sudah jauh berbeda. Perjuangan orang-orang hebat seperti Guardiola bertambah-tambah, tidak hanya membangun dan menjaga stabilitas tim, juga hasrat pada uang dan kuasa yang sudah sedemikian masif. Ini tantangan berat yang akan dihadapi Guardiola pada kesempatan kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun