Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Dunia Bulu Tangkis: China Menguasai Asia, Denmark Masih Merajai Eropa

1 Mei 2017   20:11 Diperbarui: 2 Mei 2017   15:19 3233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
rajiv Ouseph mempersembahkan gelar tunggal putra bagi Inggris setelah menanti 21 tahun/bwfbadminton.com

Kekuatan bulu tangkis dunia masih berada di Asia dan Eropa. Peta persaingan bulu tangkis di dua benua “utama” itu tidak bergeser jauh dari muka-muka lama. Kejuaraan tingkat kontinental yang baru saja berakhir, Minggu, 30 April, menunjukkan itu.

Di Eropa, Denmark masih superior.  Negeri Dinamit mengirim lima wakil ke partai puncak. Pada kejuaraan yang berlangsung di Kolding, Denmark, tuan rumah menyabet dua gelar. Sementara dua gelar lainnya direbut Inggris, dan satu gelar lagi menjadi milik Spanyol.

Dengan tanpa menyebut nama para pemenang kita sudah bisa menerka. Mudah menebak para jawara di Eropa dengan berlandaskan pada pengalaman dan prestasi di tingkat dunia. Tidak banyak negara Eropa yang mampu bersaing dengan wakil-wakil dari Asia.

Apakah regenerasi di tingkat Eropa berjalan lambat atau perkembangan bulu tangkis Asia berjalan terlalu cepat? Entahlah. Yang pasti para pemain senior dari benua Biru yang telah malang melintang di tingkat dunia masih mendominasi.

Para pemain senior seperti Kamilla Rytter Juhl, Christina Pedersen, Mathies Boe, Carsten Mogensen, Joachim Fischer Nielsen dan Chris Adcock serta Gabrielle Adcock belum menemukan lawan sepadan. Mereka adalah kawanan singa tua yang masih haus gelar.

Di ganda putri, Kamilla dan Christinna membuktikan diri sebagai unggulan pertama. Begitu juga Boe/Mogensen di ganda putra. Boe/Mogensen menjadi juara setelah menundukkan kompatriotnya Mas Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding, 21-16 dan 22-20. Meski Boe/Mogensen menundukan duo Mads sebagai juara bertahan dalam pertarungan ketat selama 51 menit, hal ini tidak terlalu mengagetkan. Sama seperti Kamilla/Christinnna yang sukses merengkuh gelar Eropa keempat kalinya usai menggasak Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva asal Bulgaria, 21-11 15-21 dan 21-11 dalam tempo 1 jam dan 14 menit.

 Di ganda campuran pertarungan puncak antara duo Adcock dari Inggris dan Nielsen/Pedersen sudah bisa ditebak. Kedua pasangan senior ini memainkan pertarungan terlama sekaligus menciptakan klimaks di antara seluruh partai. Menariknya Inggris untuk pertama kali memiliki juara di nomor ini setelah pasangan suami istri itu menaklukkan juara bertahan. Pertarungan ketat selama 78 menit itu berakhir dengan skor 21-17 18-21 dan 21-19.

Ungkapan Adcock seusai meraih medali emas menggambarkan bahwa pasangan Denmark itu masih menjadi momok. Lebih dari itu sejarah mencatat bahwa di nomor ini Denmark adalah penguasa. Sehingga meruntuhkan rantai dominasi di kandang sang penguasa adalah pencapaian luar biasa.

"Ini sangat berarti bagi kami bisa mengalahkan Fischer dan Pedersen di Denmark," ungkap Adcocks dikutip dari bwfbadminton.com.

“ Perasaan memenangkan sebuah medali emas Eropa secara bersama seperti tidak ada perasaan lain,” lanjutnya.

Perasaan yang sama mengemuka dari Rajiv Ouseph. Pemain 30 tahun ini melengkapi prestasi Inggris kali ini. Kemenangan straight set 21-19 21-91 atas Anders Antonsen dari Denmark menjadikannya orang Inggris pertama yang menjadi juara Eropa setelah  27 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun