Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Essien, Cole, dan KITAS

18 April 2017   10:14 Diperbarui: 18 April 2017   10:35 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Michael Essin dan Carlton Cole (membelakangi) saat tampil di laga pembuka Liga 1 akhir pekan lalu/goal.com

Euforia sepak bola Indonesia sedang mengemuka. Gojek Traveloka Liga 1 barusaja dimulai. Antusiasme para kontestan berikut para pendukungnya sedangmerangkak naik. Beberapa klub lain pun tak mau kalah dengan langkah fenomen PersibBandung mendatangkan pemain asing berlabel “marquee player.”

Setelah Michael Essien dan Carlton Cole diakuisisi Maung Bandung, giliranbeberapa klub seperti Mitra Kukar dan Arema FC mengambil langkah serupa. MohamedSissoko yang pernah bermain untuk Liverpool sekarang sudah resmi berbaju “NagaMekes”, julukan Mitra Kukar. Sementara Arema mengikat eks penggawa Galatasaray,klub elit Turki itu, asal Kolombia, Juan Pablo Pino.

Entah klub mana lagi yang akan menambah kekuatan armadanya dengan legiunasing. Definisi “marque player” yang mengandung celah dan kekaburan tidak lagidiperhitungkan sebagai masalah. Liga 1 sudah berjalan, pertunjukan sudahdimulai, dan klub-klub sedang fokus memainkan peran.

Belum selesai urusan pendefinisian dan batasan itu muncul persoalan baruseperti yang sedang dihadapi Persib dan dua bintang barunya, Essien dan Cole.Masalah ini mengemuka setelah Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI)mengeluarkan catatan terkait status kependudukan dua pemain asing itu. Menurutcatatan BOPI Colle dan Essien belum mengantongi Kartu Izin Tinggal Sementara(KITAS). Keduanya baru mengantongi Visa Kunjungan Usaha (VKU).

Sebenarnya hal ini tidak akan menjadi soal bila Essien dan Cole tidakdimainkan di laga perdana saat Persib menjamu Arema FC akhir pekan lalu. Seturutregulasi Liga 1, sebuah klub tidak diperkenankan memainkan pemain yang belum memegangKITAS. Tentang hal ini BOPI mengaku sudah memberikan rekomendasi kepada PT LigaIndonesia Baru (LIB) selaku operator.

Persib Bandung pun sudah angkat bicara. Sang manajer Umuh Muchtar mengatakan Persib bukan tanpa alasan memainkan dua pemain anyar itu. Umuh mengaku sudahmendapatkan izin dari PSSI untuk memainkan keduanya. Selain itu KITAS Essien danCole sudah diproses sejak 12 April dan sedang menanti pengesahan. Persib juga sepakat untuk segera melengkapi segala persyaratan administrasi termasuk KITAS itu. 

Saya tidak ingin masuk lebih jauh dalam polemik saling lempar tanggung jawabdan membela diri ini. Apakah Persib benar memainkan Cole dan Essien denganmodal restu PSSI? Bila seperti itu, pertanyaan lanjutan adalah apakahdibenarkan selama proses mendapatkan KITAS seorang pemain asing tetapdiperkenankan menjalankan tugas profesionalnya di tanah air?

Sebelum sampai ke situ coba kita perhatikan keterangan pihak imigrasi dalamhal ini Kantor Imigrasi Kelas I Bandung usai bertemu PT Persib BandungBermartabat (PBB)  awal pekan ini. Dari keterangan Wasdakim Kantor Imigrasi Klas I Bandung Agustianur, didapati bahwa baik Essien maupun Cole belum melengkapi persyaratan untuk mendapatkan KITAS.Salah satunya adalah rekomendasi dari Dinas Tenaga Kerja. Semestinya bila segala persyaratan dilengkapi KITAS bisa cepat selesai. 

Bila demikian alasannya, dan merujuk peraturan pemerintah nomor 31 tahun2013, Essien dan Cole jelas belum mendapatkan legitimasi untuk bermain di Liga1. Keduanya belum pantas mendapatkan KITAS sebagai salah satu syarat bekerjabagi tenaga kerja asing profesional.

Kita berharap Persib yang “telanjur basah” memainkan Essien dan Cole bisasegera menyelesaikan urusan administrasi itu bila tidak ingin mencederai aturandan sportivitas pertandingan, atau lebih jauh berurusan dengan pihak berwenangyang bisa berujung sanksi dan deportasi.

Di sisi lain kita menyayangkan situasi seperti ini. Kesalahan inimengindikasikan ada ketidakberesan regulasi yang diperparah sikap permisif dankompromistis. Mestinya aturan dan ketentuan dibuat dan ditegakkan secera jelasdan konsekuen. 

Para pihak tegas bersikap dan mengedepankan regulasi ketimbang kepentingantertentu. Publik tentu ingin segera melihat aksi Essien dan Cole di lapanganpertandingan. Tetapi tidak lantas dipenuhi segera sementara ada persoalanprosedural penting yang harus dibereskan.

Saya membayangkan persoalan tenaga kerja asing di dunia sepak bola kita semestinyatidak terjadi bila transfer matching system (TMS) dan international transfercertificate (ITC) di setiap klub berjalan baik. Kerja sama antara klub dan agenpemain juga berjalin baik sehingga sebelum merekrut pemain klub lebih dulu memastikankejelasan dan kelengkapan administrasi. 

Patut diakui Essien dan Cole menambah buram pesoalan tentang tenaga kerjaasing di Indonesia. Polemik tentang keberadaan tenaga kerja asing di tanah air masihterus terjadi. Ada riak ketidakpuasan dan kecemburuan di sana. Dan tidak bisatidak ini menjadi masalah penting yang harus ditanggapi serius. 

Essien dan Cole tidak datang sebagai seorang pesepak bola saja. Mereka tidakdatang dengan hanya mengandalkan segala kebesaran masa lalu dan status sebagaimantan bintang di liga top Eropa. Keduanya juga terikat dengan status sebagai orangasing yang mencari kehidupan di tanah air. Siapapun itu yang datang dan melakukanaktivitas di Indonesia harus dipastikan keabsahannya. 

Jangan sampai euforia sepak bola Indonesia yang sedang membuncah dicederai oleh urusan tetek bengek yang semestinyabisa dibereskan tanpa kegaduhan seperti ini.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun