Entah kata apa yang tepat disematkan pada Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Pasangan yang dijuluki “The Minions” ini kembali naik podium tertinggi dalam dua turnamen secara beruntun. Setelah dua pekan lalu menjuarai All England di Birmingham, Inggris, hari ini giliran Siri Fort Indoor Stadium, New Delhi, India menjadi panggung pembuktian keperkasaan mereka.
Kembali bertemu Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi untuk ketiga kalinya di partai final,selain Australia Open dan India Open tahun lalu, Marcus/Kevin sukses mempertahankan catatan sempurna. Pertemuan pertama di India, pertarungan berlangsung dua set 17-21 13-21 untuk kemenangan Marcus/Kevin. Kemenangan straight set kembali berulang di Australia, 14-21 15-21, yang membuat Angga/Ricky kembali gigit jari.
Dan hari ini sejarah kembali berpihak pada Marcus/Kevin. Pasangan yang tengah berbulan madu sebagai penguasa puncak rangking dunia hanya membutuhkan waktu setengah jam untuk membuktikan status mereka. Laga itu berakhir 21-11 21-15.
Angga/Ricky belum bisa “move on” saat bertemu Marcus/Kevin. Sebelum turnamen ini unggulan tujuh itu juga menelan kekalahan dari Marcus/Kevin di fase penyisihan grup World Superseries Finals pada akhir tahun lalu. Bedanya saat itu Angga/Ricky sempat memaksa juniornya itu bermain tiga game sebelum berakhir dengan skor 18-21 21-17 14-21.
Meski kembali mengakui keunggulan Marcus/Kevin setidaknya hasil ini menunjukkan bahwa Angga/Ricky perlahan kembali mendapatkan performa terbaik mereka. Pasangan yang lebih dulu digadang-gadang sebagai penerus Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan itu mengalami masa paceklik dalam setahun terakhir. Kegagalan demi kegagalan mengiringi performa mereka yang inkonsisten.
Di pertandingan hari ini publik berharap laga tidak berakhir sedemikian cepat. Setidaknya penampilan ciamik saat menumbangkan unggulan lima, Li Junhui/Liu Yuchen diduplikasi lagi di laga ini. Boleh dikata pertandingan semi final itu menjadi salah satu pertandingan terbaik yang pernah dilakoni Angga/Ricku. Pertarungan selama 46 menit itu mempertontonkan semua kemampuan terbaik Angga/Ricky yang hilang selama berbulan-bulan. Pertandingan yang berakhir dengan skor 21-16 13-21 21-16 itu adalah titik balik keduanya.
Apa daya kenyataan tidak selalu sejalan dengan harapan. Di pihak lain Marcus/Kevin benar-benar trengginas baik dalam bertahan maupun menyerang. Patut diakui game pertama adalah sepenuhnya milik Marcus/Kevin. Tak ubahnya seperti keduanya memperlakukan Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Koldingdi game ketiga, pertandingan semi final yang berakhir 21-14, 18-21, 21-9 itu.
Seusai pertandingan kepada badmintonindonesia.org Kevin membeberkan rahasia kemenangan. “Kami selalu menimati setiap pertandingan, itu kunci kemenangan kami.”
Selain itu,lanjut Kevin, tekad kuat yang selalu dipegang membuatnya mampu melewati setiap tantangan termasuk stamina yang terkuras dan tubuh yang sedang tidak fit.
“Soal stamina pasti terkuras karna jujur saja persiapan ke India Open bisa dibilang hampir tanpa persiapan. Saya juga kurang fit, masih batuk. Namun saya punya motivasi besar, saya ingin selalu bisa memenangkan semua pertandingan yang saya jalani. Walaupun begitu, saya tidak mau expect terlalu jauh, nikmati step by step saja.”
Meski meraih trofi super series kelima, masing-masing tiga gelar super seris di India dan Australia serta dua gelar super series premier yakni China dan All England, keduanya belum bisa mempertahankan puncak dunia lebih lama lagi. Lolosnya Li/Liu, pesaing terdekat mereka, ke semi final membuat Marcus/Kevin harus rela turun ke peringkat dunia.
Di sini terletak salah satu keanehan, bisa juga sebentuk ironi dalam dunia bulu tangkis. Trofi tidak otomatis membuat posisi pebulutangkis aman karena keberadaannya juga ditentukan oleh hasil dari pebulutangkis lain. Tetapi di situlah terletak pula keadilan dan sportivitas bahwa setiap perjuangan selalu mendapat ganjaran. Suka tidak suka Marcus/Kevin harus menerima sistem yang telah menjadi kenyataan. Turnamen dengan level lebih tinggi akan segera dihelat di Malaysia. Itulah momentum Marcus/Kevin untuk menunjukkan diri layak menjadi penguasa. Begitu juga Angga/Ricky, menjadi kesempatan utuk balas dendam, seandainya takdir kembali mempertemukan mereka.
Tak seperti tahun lalu, di tahun ini gelar tersebar merata ke lima negara berbeda. Jepang kembali mempertahankan trofi yang tahun lalu diraih Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.Saat itu pasangan nomor satu dunia menumbangkan rekan senegara Naoko Fukuman/Kuruni Yonao, 21-18 dan 21-18.
Sayang kesempatan kedua bagi Fukuman/Yonao tak berbuah gelar. Di partai final hari ini, unggulan tiga itu menyerah dari juniornya Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto. Kemenangan 16-21, 21-19, 21-10 dalam waktu lebih dari 1 jam itu berbuah trofi super series pertama bagi pasangan yang dijagokan di tempat ketujuh.
Laga sengit berdurasi lebih dari 60 menit terjadi dalam pertarungan antara sesama wakil China di nomor ganda campuran. Meski diunggulkan di tempat kedua, Lu Kai/Huang Yaqiong sukses mempecundangi unggulan tertas, Zhen Siwei/Chen Qingchen, 22-24 21-14 dan 21-17. Kemenangan ini memberi arti tersendiri bagi Lu/Huang karena, seperti Marcus/Kevin, sukses mempertahankan gelar. Di partai final tahun lalu, Lu/Huang menumbangkan wakil Indonesia Riky Widianto/Puspita Richi Dili, 21-13 dan 21-16.
Persis berbanding terbalik dengan Fuuman/Yunao, itulah yang terjadi dengan Viktor Axelsen. Pemain muda Denmark ini berhasil menebus kegagalan tahun lalu dengan merebut gelar tunggal putra. Di partai final unggulan tiga ini menggasak Chou Tien Chen asal Taiwan dua game langsung 21-3-21-10. Chou tak ubahnya tempat pelampiasan atas kegagalan tahun lalu dari Kento Momota asal Jepang.
Carolina Marin gagal merebut gelar terakhir bagi Spanyol. Kekalahan Caro, yang menjadi unggulan pertama, adalah kegembiraan bagi tuan rumah Jagoan India, Pusarla V.Sindhu membekuk Caro straight set 21-19 dan 21-16.
Kemenangan ini sekaligus balasan atas hasil menyesakkan di Olimpiade Rio 2016. Harapan masyarakat India untuk mendapatkan medali emas kandas di tangan Caro yang memenangkan pertandingan tiga game dengan skor 19-21 21-12 21-15.
Tahun lalu gelar tunggal putri direngkuh Thailand melalui Ratchanok Intanon yang menumbangkan Li Xuerui dari China. Thailand dan India bertukar tempat, sementara China, Jepang dan Indonesia tetap mempertahankan posisinya.
Selamat kepada Marcus/Kevin dan para juara. Sampai jumpa di Kuching, Sarawak pekan depan.
N.B
Hasil pertandingan final #IndiaSS 2017:
Ganda Putri
Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto (7/JPN) vs Naoko Fukuman/Kurumi Yanao (3/JPN) 16-21, 21-19, 21-10
Ganda Campuran
Lu Kai/Huang Yaqiong (2/CHN) vs Zheng Siwei/Chen Qingchen (1/CHN) 22-24, 21-14, 21-17
Tunggal Putra
Viktor Axelsen (3/DEN) vs Chou Tien Chen (7/TPE) 21-13, 21-10
Ganda Putra
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (4/INA) vs Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi (6/INA) 21-11, 21-15
Tunggal Putri
Pusarla V. Sindhu (3/IND) vs Carolina Marin (1/ESP) 21-19, 21-16
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H