Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Ganda Campuran Indonesia Merenda Masa Depan

16 Maret 2017   12:12 Diperbarui: 17 Maret 2017   10:00 1592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasangan Christian Hadinata/ Imelda Wiguna adalah pasangan ganda campuran pertama yang berjaya di All England. Gelar perdana pada 1979 itu hampir berulang dua tahun kemudian secara beruntun. Namun keduanya kandas di tangan Mike Tregett/Nora Perry, pasangan asal Inggris yang dikalahkan di final tahun 1979.

Baru  16 tahun kemudian Indonesia bisa mengirim wakil ke final. Pasangan Trikus Heryanto dan Minarti Timur mencapai partai puncak tahun 1997. Namun gagal dalam perebutan gelar dengan Liu Yong dan Ge Fei asal China.

Situasi serupa berulang lagi pada 2008 dan dua tahun kemudian melalui Nova Widianto dan Liliyana Natsir. Sayang pasangan China masih terlalu tangguh. Pada 2008 keduanya kalah dari Zheng Bo dan Gao Ling, serta Zhan Nan dan Zhao Yunlei dua tahun kemudian. Baru di tahun 2012, saat Liliyana berpasangan dengan Owi, kedigdayaan China bisa dihancurkan, meski sebenarnya keduanya bisa mencetak sejarah sebagai pasangan pertama yang meraih empat gelar secara beruntun bila saja tidak dijegal Zhang/Zhao di tahun keempat.

Setelah masa keemasan Zhang/Zhao berakhir yang ditandai dengan pensiunnya Zhao, kini peta persaingan ganda campuran dunia mulai terbuka. China dan Indonesia tidak sendirian lagi. Negara-negara yang disebutkan sebelumnya memiliki peluang yang sama. Belum ada pasangan yang benar-benar konsisten seperti Zhang/Zhao menunjukkan bahwa peta persaingan mencair. Setiap negara punya kans yang sama untuk bersaing di jajaran elit. Pada titik ini, tantangan para pemain Indonesia menjadi semakin besar. Suara genderang perang perebutan kekuasaan sedang bertalu-talu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun