Namun tidak mudah bagi Leicester mendapatkan O’Neill. Ia masih menikmati karir internasional dan memiliki “utang” mengantar Irlandia ke Piala Dunia 2018 di Rusia. Ia tak ubahnya orang benar namun di waktu yang salah.
Bila bukan O’Neill masih ada Nigel Pearson. Ia adalah sosok yang menyelamatan Leicester dari degradasi dua tahun lalu. Kerja kerasnya membuka jalan bagi Ranieri untuk mencapai klimaks. Namun ada hal penting yang harus diubah, menyesuaikan prinsip pribadi dengan keinginan klub. Hal ini perlu diperhatikan agar pengalaman dipecat tahun 2015 tidak terulang lagi.
Calon lain adalah Craig Shakespeare. Ia adalah pelatih ad interim yang bertanggung jawab selama pelatih definitif belum ditentukan. Pria 53 tahun ini diboyong Pearson dan menjadi bagian penting dari kesuksesan Ranieri musim lalu. Bukan tidak mungkin statusnya akan dinaikan bila dalam beberapa hari ini mampu menunjukkan tanda-tanda positif, setidaknya-bila belum ada pelatih terpilih-saat menghadapi Liverpool.
Dari nama-nama di atas, siapakah sosok terbaik untuk menempati kursi panas Leicester? Kita tunggu saja hadirnya orang pilihan di waktu yang benar-benar tidak enak ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H