Bila diperinci lebih jauh, masih sangat panjang betapa besar pengaruh olahraga di dunia. Secara pribadi ia bisa mengubah nasib seseorang tidak hanya secara finansial juga politis. Seorang Harry Haft bisa lolos dari kamp konsentrasi Auschwitz karena tinju. Bila bukan karena tinju, seperti dituturkan Reinhard Kleist dalam novel grafisnya berjudul Sang Petinju (2015), Harry bakal tinggal nama seperti sanak saudaranya di Polandia.
Belum berapa lama kita mendapatkan aksi nyentrik dan menghibur Joko Widodo di stadion sepak bola di Sleman, Yogyakarta. Saat membuka turnamen Piala Presiden, orang nomor satu di negeri ini terlihat begitu ceria dan bersemangat. Ia sangat menikmati pertandingan dan larut dalam euforia seperti para penonton. Kegembiraan itu semakin jelas terlihat dari peredaran rekaman video atau vlog yang diunggah di jejaring facebook dan kemudian beredar luas di jejaring sosial.
Potongan-potangan rekaman itu mendatangkan beragam tanggapan. Sebagian besar terhibur, seperti halnya Jokowi di pertandingan itu, melihat orang penting di negeri ini bisa tersenyum lebar. Di tengah situasi masyarakat yang tengah terpolarisasi karena sejumlah isu primordial dan sentimen sektarian, kegembiraan yang dipancarkan sang pemimpin serentak memberikan ketenangan dan keteduhan bagi masyarakat. Kalangan yang merasa terganggu dengan aksi saling tuduh, hujat, serang, dan menjatuhkan, mendapatkan penawar. Dan apa yang ditunjukkan Jokowi menggaransi situasi batinnya yang tetap bersemangat menahkodai republik ini tanpa terpancing apalagi termakan rupa-rupa sentimen itu.
Lebih dari itu, cara Jokowi turun langsung ke lapangan, seperti halnya para pendahulunya, menggambarkan pendekatan kerakyatan yang khas. Tidak hanya menyapu dikotomi vertikal karena status dan pangkat, juga menjadi sebentuk keteladanan untuk merayakan serba perbedaan. Seperti dikatakan di atas, arena pertandingan adalah kawah yang meleburkan segala.
Bukan ini saja metode pendekatan kerakyatan ala Jokowi. Selain olahraga, Jokowi juga memanfaatkan kesempatan makan bersama untuk merangkul yang sedang berselisih, menyelesaikan masalah yang tengah mengemuka, hingga menawarkan solusi dan kebijakan yang bisa saja mendatangkan pertentangan bila disampaikan melalui mimbar. Siapa saja, bahkan beberapa dari kalangan yang sebelumnya nyaris tak bisa menyentuh pagar istana, dipanggil dan dirangkul dalam satu perjamuan. Bagi Jokowi meja makan adalah juga tempat berdiskusi, mencurahkan isi hati, mencairkan suasana dan menemukan solusi. Termasuk untuk soal-soal  genting bisa cair melalui makan bersama. Masih ingat kan beberapa politisi atau tokoh berpengaruh pernah diundang makan bersama Jokowi di Istana saat tensi bangsa sedang tinggi?
Hari-hari ini seiring waktu pemungutan suara gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta semakin mendekat, situasi bangsa semakin tak menentu. Segala lini mulai dari dunia nyata hingga dunia maya sarat pertarungan. Antara sedih, prihatin, tegang dan takut di satu sisi serta geli dan lucu di sisi lain, mengisi sanubari masyarakat Indonesia umumnya dan Jakarta khususnya.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, mengisi Hari Pers Nasional (HPN) kali ini, Jokowi malah mengajak para pembantunya, mulai dari menteri, panglima TNI hingga Kapolri terjun ke lapangan futsal. Segala formalitas dan basa basi ditanggalkan, selanjutnya dengan berpakaian olahraga menjajal kekuatan para wartawan istana. Di salah satu lapangan futsal di Kelapa Gading, Jakarta Utara, mereka bekerja sama memperebutkan satu bola dan berusaha memasukan bola tersebut ke gawang lawan.
Tidak hanya para petinggi negara yang diajak bersantai, keikutsertaan wartawan-dan pas di hari khususnya-juga dimaksudkan untuk mencairkan suasana. Tidak hanya para petinggai negara yang diharapkan mampu mendapatkan energi dan kesegaran baru, para wartawan pun bisa memainkan peran untuk memecah aneka kebekuan dan ketegangan dengan informasi dan pemberitaan yang benar-benar berimbang, mencerahkan dan meneduhkan. Aura baru dari lapangan futsal itu diharapkan menghinggapi para petinggi negara, tersalurkan secara paripurna melalui media kepada seluruh rakyat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H