Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menjadi Blogger Kompasiana di Era Pasca Kebenaran

5 Februari 2017   18:00 Diperbarui: 5 Februari 2017   20:57 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak hal bisa jadi contoh bahwa saat ini hampir tidak ada lagi yang bisa ditutup-tutupi. Praktik-praktik busuk bisa segera terkuak, dan mendatangkan efek dahsyat hanya dalam hitungan jam. Masih ingat kasus pemukulan seorang ajudan kepada petugas bandara di Bandara Soekarno Hatta beberapa waktu lalu? Suara-suara ramai di sosial media dan media digital lainnya membuat Panglima TNI akhirnya angkat bicara. Panglima mengatakan ia saja rela membuka ikat pinggangnya bila itu harus dilepas.

Begitu juga yang terjadi dengan Dora Natalia Singarimbun, pegawai Mahkamah Agung (MA) yang mengamuk dan mencakar Aiptu Sutisna di salah satu ruas jalan di kawasan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Selasa, 13 Desember 2016 lalu. Aksi tak elok di jalan raya itu ternyata terekam kemudian diunggah ke laman Facebook Firman Perdana Putra. Kemudian video itu menjadi viral dan ramai diperbincangkan. Walau sudah berdamai, Dora tetap mendapat sanksi MA. Kabarnya, ia dimutasi ke luar Jawa tanpa jabatan.

Masih banyak contoh lain betapa besar kekuatan media digital, termasuk blog saat ini. Contoh lain seperti foto-foto pelatihan salah satu ormas oleh Dandim Lebak Letkol Czi Ubaidillah yang mula-mula tersebar di sosial media, lantas tersebar ke mana-mana. Ramai dibicarakan di jagad maya, diulas bebas di media-media, akhirnya Dandim tersebut dicopot dari jabatannya.

Teranyar masih hangat dalam ruang publik, kasus chatseks Rizieq Shihab dan Firza Husein. Chat mesum berikut screenshotfoto-foto tak senonoh yang selama ini tak terbayangkan tersingkap jelas di situs baladacintarizieq.com.

Tidak hanya mengumbar rahasia dan aib, maraknya blog-blog tertentu dengan nama dan identitas aneh disarati berbagai informasi dan paparan yang belum jelas kebenarannya.

Namun apa pun itu, jelas bahwa saat ini hampir tidak ada lagi yang bisa disembunyikan. Yang bisa membuat siapa saja was-was bahwa ancaman keterbukaan itu bisa menimpa siapa saja dan kapan saja. Mungkin tinggal menunggu waktu saja.

Firza dan Habib Rizieq/Merdeka.com
Firza dan Habib Rizieq/Merdeka.com
Kompasianer Pasca Kebenaran

Sejak diluncurkan pada tahun 2008, Kompasiana langsung mendapat tempat di hati banyak orang. Blog keroyokan yang mula-mula diperuntukan kalangan internal perusahaan Kompas Gramedia, lantas diserbu banyak orang. Saat ini jumlah anggota atau Kompasiner lebih dari 300 ribu.

Dalam rentang waktu tersebut banyak dinamika terjadi. Termasuk dari segi yang dibicarakan cukup panjang sebelumnya. Kompasiana mewadahi banyak tujuan, manfaat dan kepentingan. Dan dari Kompasiana itu banyak hal yang tertutup atau sengaja tak terlihat akhirnya tersingkap jua.

Seperti yang pernah saya ulas di sini Kompasianer senior, Tjiptadinata Effendi pernah mengangkat kesemrawutan dan praktik premanisme di Pasar Tanah Abang dalam tulisannya Lagi Gara Gara Ahok (Bukan Hoax). Tulisan itu kemudian dibicarakan secara luas, bahkan dikutip lagi oleh media konvensional, hingga terdengar juga di pihak terkait.

Gema tulisan Kompasianer yang menembus sekat juga tercermin di antaranya dari sejumlah tulisan Bambang Setyawan. Sejumlah liputannya tentang plus minus pelayanan PT Pos Indonesia sampai menggelitik pihak terkait, yang kemudian memberinya apresiasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun