Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Arti Penting Final China Open SSP 2016 bagi Dua Wakil Indonesia

19 November 2016   18:34 Diperbarui: 20 November 2016   06:38 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tonwoti Ahmad/Liliyana Natsir/badmintonindonesia.org

“Yang penting fokus terus dan nggak boleh lengah. Karena lengah sedikit, mereka poinnya langsung banyak. Di saat ada kesempatan bisa cari poin, kami manfatkan,” tandas Kevin.

Dekati pencapaian 2013

Bagi Owi/Butet, sapaan Tontowi/Liliyana, partai final ini mendekatkan keduanya dengan pencapaian tiga tahun lalu. Bagi Butet sendiri, kemenangan nanti akan menorehkan catatan hattrickjuara setelah pertama kali merebut mahkota China Open pada 2007 bersama Nova Widianto.

Sejak naik podium utama 2013, Owi/Butet selalu kandas di dua tahun terakhir. Baru tahun ini, peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu mendekati gelar juara. Di babak semi final, Owi/Butet  dipaksa bermain selama 52 menit oleh wakil Korea Selatan Choi Solgyu/Chae Yoo Jung, 21-17 dan 25-23.

Owi/Butet mengawali pertandingan ini kurang meyakinkan. Keduanya lebih dulu tertinggal empat poin awal, hingga setelah interval dalam kedudukan 8-12. Baru setelah itu Owi/Butet perlahan-lahan merebut lima poin beruntun untuk membalikan kedudukan menjadi 13-12.

Ketenangan dan kesabaran yang diperagakan keduanya berbuah manis. Sejak memimpin satu poin. Langkah Owi/Butet tak terkejar hingga merebut set pertama 21-17.

Di set kedua kondisi serupa terulang lagi. Serangan yang dibangun kerap kandas di bidang permainan sendiri. Sementara wakil Negeri Ginseng mampu memanfaatkan kendornya pertahanan Owi/Butet untuk mencuri poin, sebelum keduanya menyerah 25-23.

“Kami sudah tahu karakter pemain Korea yang alot, kuat dan nggak gampang dimatiin. Jadi kami perlu lebih sabar dan tenang. Kalau ketinggalan pun tetap tenang, karena belum game. Fokus lagi buat cari poin,” aku Liliyana.

Tonwoti Ahmad/Liliyana Natsir/badmintonindonesia.org
Tonwoti Ahmad/Liliyana Natsir/badmintonindonesia.org
Kemenangan ini mengulangi catatan positif Owi/Butet saat bertemu Choi/Chae di All England tahun lalu. Saat itu, Owi/Butet menang mudah straight set 21-12 dan 21-7.

Tantangan terakhir Owi/Butet sebelum mengulangi catatan manis tahun 2013 itu kini berada di pasangan tuan rumah Zhang Nan/Li Yinhui.  Pasangan Tiongkok itu baru dipasangkan dan kini berada di rangking 142 dunia.

Namun Owi/Butet yang berada di rangking tujuh dunia dan diunggulkan di tempat kedua tak bisa jemawa. Selain ketangguhan Zhang Nan, yang sebelumnya berpasangan dengan Zhao Yunlei dan selalu memberikan mimpi buruk bagi Owi/Butet, yang belum memudar, pasangan non unggulan ini tampil mengesankan di babak semi final. Keduanya menggagalkan harapan unggulan teratas dari Korea Selatan Ko Sung Hyun/Kim Ha Na dalam pertarungan tiga game 21-19 10-21 21-15 dalam waktu 57 menit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun