Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Akankah Paceklik Gelar Indonesia Berakhir di China Open SSP 2016?

15 November 2016   18:46 Diperbarui: 15 November 2016   21:27 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praveen/Debby/badmintonindonesia.org

Prestasi para pebulu tangkis Indonesia di ajang super series sepanjang tahun ini jauh dari kata konsisten. Setidaknya demikian kesimpulan sementara berkaca pada hasil di delapan turnamen dengan Olimpiade Rio2016 sebagai sumbu.

Pada empat turnamen super series di awal tahun hingga sebelum Olimpiade Rio, Indonesia setidaknya masih bisa membawa pulang setidaknya masing-masing satu gelar dari Singapore Open, Malaysia Open, India Open dan All England.

Namun saat turnamen super series dihelat di tanah air, prestasi Indonesia menukik tajam. Alih-alih mendapat satu gelar, Merah Putih tanpa satu wakil pun di partai final. Miris!

Setelah membawa pulang satu gelar dari Olimpiade Rio, masa-masa surah kembali meliputi bulu tangkis Indonesia. Dalam empat turnamen super series setelah itu, berturut-turut di Jepang, Korea Selatan, Denmark dan Prancis, Indonesia gagal meraih satu trofi. Bahkan seakan terperangkap pada kegagalan berantai, di empat turnamen tersebut tak satu pun wakil Indonesia di partai pamungkas. Menyakitkan!

Setelah empat kegagalan itu, kini kesempatan datang lagi. Turnamen level super series premier akan dihelat di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, Tiongkok sejak Selasa (15/11) hingga Minggu (20/11) nanti.

Catatan kurang mengesankan terpatri dalam sejarah keikutsertaan Indonesia di China Open dalam tiga tahun terakhir. Sejak Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir merebut gelar ganda campuran pada 2013, Merah Putih tak lagi berjaya.

Edisi tahun lalu, pencapaian tertinggi wakil Indonesia adalah babak perempatfinal oleh satu-satunya utusan yakni Praveen Jordan/Debby Susanto. Juara All England 2016 itu dihentikan unggulan teratas yang kemudian menjadi jawara Zhan Nan/Zhao Yunlei dalam pertarungan tiga set, 19-21 21-13 21-16.

Meski demikian secara keseluruhan, sejak awal mula perhelatan, Indonesia total sudah meraih 15 gelar (5 gelar dari tunggal putra, 6 gelar ganda putra, 1 gelar ganda putri dan 3 gelar ganda campuran).

Peluang

Pertanyaan, apakah Indonesia sudah bisa “move on” dari prahara bertubi-tubi itu? Dengan kata lain, apakah Tiongkok bakal menjadi perhentian terakhir Indonesia menjalani masa puasa selama empat turnamen terakhir?

Seperti negara-negara lain, Indonesia pun menurunkan kekuatan terbaik. Di sektor ganda campuran siap tampil jawara Olimpiade Rio 2016 Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Praveen Jordan/Debby Susanto dan Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun