Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengompongkan Kawanan Rubah, Chelsea Menepis Krisis?

16 Oktober 2016   13:35 Diperbarui: 16 Oktober 2016   16:49 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketidakhadiran sejumlah pemain senior seperti Branislav Ivanovic, John Terry, Cesc Fabregas, Oscar dan Willian tak mengurangi kekompakkan orkestra yang dibangun mantan pelatih timnas Italia itu.Bahkan sebelum gol pertama tercipta, Moses dan Hazard sudah mampu mengancam gawang Schmeichel.

Antonio Conte di sisi lapangan Stamford Bridge/dailymail.co.uk
Antonio Conte di sisi lapangan Stamford Bridge/dailymail.co.uk
Moses, Kante, Matic dan Alonso bermain sangat baik di lini tengah. Tak hanya giat menyuplai lini depan, memanjakan Hazard dan Costa. Mereka pun cukup dinamis mengisi peran membendung dan mematikan aliran bola para pemain Leicester. Schlupp, Drinkwater, Amartey dan Albrighton yang diposkan Ranieri di lini tersebut gagal mengimbangi para pemain Chelsea, apalagi mendapatkan ruang untuk menyuguhkan hidangan assist kepada Vardy.

Satu-satunya peluang terbaik tim tamu saat David Luiz gagal mengantisipasi pergerakan Albrighton di babak kedua. Selebihnya hampir tak ada ancaman serius. Statistik di atas jelas menunjukkan itu.

Di sisi lapangan, melihat anak asuhnya bermain baik, Conte tetap tak tenang. Dalam gayanya yang khas, kadang sulit ditebak antara senang dan kesal, Conte terus memandu anak asuhnya. Termasuk memaksa Costa untuk tetap bertahan walau pemain tersebut benar-benar memelas hingga merasa kesal agar segera ditarik keluar. Costa sudah merasa ada yang tak beres dengan hamstringnya dan takut kehilangan pertandingan penting berikutnya menghadapi Manchester United, namun Conte seperti batu karang, bergeming.

"Kami bermain sangat baik. Intensitas tinggi, passing yang baik antara garis. Kami juga sangat agresif ketika kami kehilangan bola, "puji Conte.

Sang pelatih mengaku tak sia-sia kerja keras mereka selama sepekan, mencari sistem terbaik agar tak kebobolan banyak gol. Akhirnya ia merasa, ”Sistem ini sesuai dengan bakat semua pemain. Pemain bertahan, gelandang, striker dan winger.”

Alih-alih memuji Conte, Ranieri mengaku bertanggung jawab sepenuhnya atas kekalahan itu. Ia tak ambil pusing dengan apa kata orang-orang termasuk pandangan para bandar judi bahwa Conte seorang jenius. Namun melihat permainan Chelsea saat itu, tampaknya Ranieri patut mengamininya. Tawa ceria dan tepuk tangan tanpa henti Roman Abramovic, bos besar Chelsea di tribun istimewa, lebih dari cukup menepis kriris di tubuh tim yang telah diinvestasikannya dengan dana besar. Bukankah begitu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun