Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Menakar Lebih dan Kurangnya Penyelenggaraan PON Jabar

30 September 2016   00:27 Diperbarui: 30 September 2016   09:34 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
NUGYASA LAKSAMANA/KOMPAS.com Pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Jabar XIX/2016 digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung

“Kalau memang Jabar mau medali, ambil saja semuanya. Saya tidak perlu medali kalau memang menang dengan cara yang tidah terhormat,” ungkap Atris dikutip dari Kompas, (Rabu, 28/9, hal.28).

Tindakan tidak terpuji tak hanya dilakukan oleh wasit dan juri, di tingkat pemain dan penonton pun setali tiga uang. Para pemain polo air Jabar dan Sumatera Selatan terlibat saling pukul di kolam pertandingan yang juga memantik aksi anarkis di kalangan pendukung kedua tim. Laga DKI Jakarta dan Jabar di cabang sepak bola pun diwarnai kerusuhan yang melibatkan para pendukung. Bila mau diurut masih banyak kasus lainnya.

Tak hanya jiwa sportif yang kerdil, penyelenggaraan kali ini juga mengancam proses regenerasi. Para atlet seperti duo pelari senior Agus Prayogo dan Triyaningsih serta para pemain pelatnas bulu tangkis ramai-ramai turun gunung. Mereka diikat dan dibayar oleh sejumlah daerah demi mengamankan medali.

Salah satu kericuhan di arena PON Jabar 2016/sport.detik.com.
Salah satu kericuhan di arena PON Jabar 2016/sport.detik.com.
Semestinya PON menjadi arena untuk memanggungkan para pemain muda, terutama di cabang-cabang prestasi yang telah mengharumkan nama Indonesia. Di sektor bulu tangkis misalnya, kita berharap PON menjadi arena pertarungan para pemain belia. 

Dengan batasan umur yang lebih muda, para pemain dari daerah-daerah lain yang selama ini tak terpantau radar PBSI bisa mengambil panggung. Namun lapangan bulu tangkis malah dikuasai para pemain pelatnas. Beberapa pemain pelatnas bahkan diturunkan di sejumlah nomor berbeda.

Tak hanya di cabang bulu tangkis pembaharuan usia pemain patut dipertimbangkan di cabang-cabang lainnya. Selain terkait aspek regenerasi, PON juga harus berorientasi pada prestasi. Jangan sampai PON lebih sebagai ajang adu gengsi ketimbang mengasah para atlet untuk diorbitkan di kancah internasional.

Empat tahun mendatang PON akan berpindah ke ujung timur nusantara. Gubernur Papua Lukas Enembe telah menerima bendera PON dari tangan Aher, sapaan Ahmad Heryawan, simbol kesiapan dan kesediaan menyelenggarakan ajang multievent itu.

Tak hanya Papua yang dituntut untuk bersiap lebih dini mengantisipasi hal-hal tak berkenan sepert kali ini. Jabar pun mendapat tugas berat baik membuktikan diri layak sebagai juara umum, juga mempertanggungjawabkan dana besar yang telah digelontorkan untuk sejumlah fasilitas olahraga. Kita berharap jangan sampai penyakit lama, yakni fasilitas yang terbengkalai selepas perhelatan olahraga juga menjangkiti Jawa Barat.

Provinsi-provinsi lain perlu lebih serius memperhatikan olahraga di daerah agar bisa bersaing secara sehat di level nasional. Sehingga fenomena jual beli pemain hingga aksi yang mencederai sportivitas tak lagi terulang.

Terima kasih Jabar, selamat datang Papua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun