Potret yang terjadi di Stasiun Sudimara sudah menggambarkan tingkat kebutuhan fasilitas parkir yang memadai, dan aman. Tak semua orang dengan mudah menjangkau moda transportasi umum karena itu memilih kendaraan alternatif menjadi pilihan yang mungkin. Ditambah lagi akses bagi pejalan kaki seperti trotoar dan jembatan penyebrangan yang jauh dari kata aman dan nyaman semakin mempertegas pilihan tersebut.
Keempat,pilihan lain yang mungkin adalah menyediakan gedung parkir khusus yang dibuat bertingkat dengan fasilitas modern. Mekanisas tempat parkir seperti menggunakan lift dan sebagainya tentu membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Selain itu, bisa dipastikan para pengguna pun harus merogoh kocek dalam-dalam. Namun, bila harga tersebut sebanding dengan tingkat kenyamanan dan keamanan mengapa tidak dicoba.
Akhirnya, Jakarta dengan segala kesemerawutannya adalah pelajar paling nyata untuk dipetik oleh daerah-daerah lain. Jakarta adalah laboratorium bagi pemerintah untuk merencanakan pembangunan secara terintegrasi. Seiring waktu, populasi penduduk Indonesia akan terus bertambah dan peluang daerah-daerah untuk berkembang terbuka lebar. Di tangan Jokowi-JK, cita-cita luhur Nawacita untuk menyasar daerah-daerah terbelakang akan terus digemakan, tidak hanya sebagai secondary city untuk mengurangi beban metropolitan tetapi juga memaksimalkan segenap potensi yang ada di daerah sehingga Jakarta tak lagi menjadi kiblat segalanya. Termasuk, meraup untung dari manajemen parkir yang tertata baik tanpa harus membuat kita pikir-pikir sebelum parkir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H