Secara pribadi, Messi mengemas prestasi jauh lebih banyak. Si Kutu lima kali pemain terbaik dunia, hal mana yang belum pernah diperoleh Sanchez. Penampilan yang kurang konsisten dan kerap berpindah klub adalah sejumlah alasan. Alasan yang sama pun membuatnya  belum sekali pun mengangkat trofi prestisius antarklub di benua Eropa, Liga Champions, satu dari sekian banyak koleksi prestasi Messi bersama Barcelona.
Namun  pertemuan ini melampaui semua itu.  Rekam jejak yang telah mereka torehkan itu membuat pertemuan mereka lebih dari perjumpaan antara kawan lama saat tiga tahun di Barcelona (2011-2014). Pun jauh lebih berarti dari pertemuan pertama kedua tim di penyisihan grup. Sekali lagi, segala sesuatu bisa saja terjadi.  Messi sudah merasakan hal itu di dua laga final sebelumnya.Â
Setelah pertandingan semi final, dikutip dari ESPNFC, Messi berujar, "Saya tidak tahu apakah itu adalah kesempatan terakhir saya [untuk memenangkan gelar untuk negara]. Tapi kami harus mengambil keuntungan dari itu."
Sanchez yang sudah lebih dulu membuat dirinya berarti bagi bangsa dan negara tentu saja tidak mau kehilangan kesempatan untuk melakukannya sekali lagi. Sementara Messi, apakah sudah waktunya mengakhiri "kutukan" agar penantian panjang itu berakhir?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H