Kedua,rekor dan prestasi. Messi baru saja menorehkan sejarah baru di timnas Argentina. Sepakan indah ke gawang AS di semi final sudah cukup bagi pemain asal Rosario ini menggeser Gabriel Omar Batistuta sebagai pencetak gol terbanyak di timnas. Kini Messi sudah mengemas 55 gol, unggul satu gol dari Batigol dan berpeluang menambah gol lagi.
Namun rekor gol Messi berbanding terbalik dengan jumlah trofi yang dikemas bersama Tim Tango. Tercatat hingga kini Messi masih terus menanti trofi turnamen mayor, sebagaimana timnas yang terakhir kali angkat trofi yakni Copa America 1993.
Di Piala Dunia 2014 Messi hanya mampu mengantar timnya sebagai finalis usai keok sebiji gol dari Jerman di laga puncak. Penampilan antiklimaks di turnamen akbar kembali berulang di Copa America 2015. Dan ini akan menjadi final ketiga secara beruntun bagi Messi dan Argentina.
Sementara Sanchez, walau tak sementereng Messi, baru saja menyandingkan namanya dengan salah satu pemain besar Chile, Ivan Zamorano di urutan kedua pencetak gol terbanyak dengan total 34 gol. Sanchez hanya tertinggal tiga gol dari Marcelo Salas. Bedanya, bila Messi masih ikut berpuasa bersama negaranya selama 22 tahun, Sanchez sudah lebih dulu berbuka setahun lalu saat angkat trofi Copa America di kandang sendiri.
Ketiga,apresiasi. Hampir tak ada orang yang tak menyanjung bahkan mengidolai Messi. Dengan segala bakat dan prestasinya, Messi hampir selalu menjadi buah bibir. Saat perhelatan Copa America, serang fans pria bahkan nekat menyerobot masuk untuk “menyembah” Messi, persis menggenapi julukannya sebagai El Messiah, sang penyelamat.
Di Amerika Serikat Messi sangat dinantikan. Saat menggiring bola, menurut catatan Daily Mail,setiap penonton di stadion berdiri seperti tak mau melewatkan momen emas di depan mata. Namun di Negara asalnya Messi tak setenar Diego Maradona, ataupun Carlos Tevez. Terlalu lama hijrah, dan paceklik gelar bersama timnas, bisa jadi sebagai alas an.
Keempat,peran di timnnas. Messi memiliki kebebasan untuk bergerak di dalam tim. Dengan sokongan para pemain bintang seperti Javier Mascherano, Angel Di Maria dan Ever Banega, Gonzalo Higuain, tak menyulitkan Messi untuk melakukan ekplorasi dan mengambil peluang dari berbagai sisi.
Seperti di Barcelona, Messi mendapat tempat di sisi kanan, namun ia tetap leluasa bergerak ke mana ia suka. Terkadang bergerak ke tengah, atau ke sisi berbeda untuk mencari kans menusuk atau memberi umpan.
Sementara Sanchez pergerakannya sedikit terbatas. Ia seperti sudah dipatok untuk beroperasi di sisi kiri. Namun terkadang kita melihat mantan pemain Barcelona itu bersanding dengan Eduardo Vargas yang terkenal sebagai penyerang tengah yang lebih ortodoks. Bisa pula kita melihat Sanchez bertukar tempat ke sisi sebelahnya.