Ekperimen
Walau kemenangan adalah harga mati demi predikat juara ketiga, laga ini menjadi momen yang pas bagi kedua kubu untuk memberi jam terbang bagi para pemain muda. Memberikan kesempatan kepada para pemain penerus sambil membentuk formasi masa depan juga penting.
Baik Kolombia maupun Amerika Serikat memiliki ambisi dan rencana tersendiri di kemudian hari. Sekalipun sebagai turnamen inagurasi untuk memperingati seabad Copa America, ajang tersebut adalah kesempatan saling uji kekuatan sebelum Piala Dunia Rusia yang tinggal dua tahun lagi.
Dengan tanpa bermaksud mengabaikan Kolombia, ambisi besar Klinsmann membawa AS menjadi semi finalis Piala Dunia 2018 menjadi menarik dengan melihat sejauh mana pria Jerman itu mempersiapkan armadanya.
AS atau santer dikenal dengan sebutan USMNT (berbeda dengan USWNT untuk tim wanita) berkomposisi pemain senior dan junior dengan rataan usia di atas 27,6 tahun. Artinya, secara umum Klinsmaan memanggil para pemain senior dan junior secara seimbang.
Namun, sejauh ini ketergantungan Klinsmann pada para pemain senior masih cukup tinggi. Bisa dimaklumi, dengan target prestasi di Tanah Air sendiri, maka menyerahkan kepercayaan lebih kepada para pemain berpengalaman adalah pilihan rasional. Tetapi di sisi lain hal tersebut justru memangkas peluang Klinsmann untuk mengorbit dan membentuk formasi bayangan untuk dua tahun mendatang. Â
Terlepas dari keterikatan pada para veteran seperti Dempsey, Jermanie Jones, Fabian Johnson, Michael Bradley, Alejandro Bedoya, Kyle Beckherman dan Graham Zusi, laga terakhir ini bisa dipakai untuk memberikan kesempatan lebih luas kepada wonderkid Christian Pulisic, DeAndre Yedlin (22 tahun) dan John Brooks (23 tahun).
Selain itu, dengan belajar dari penampilan di laga-laga sebelumnya, pertandingan menghadapi Kolombia bisa dipakai untuk mencoba formasi berbeda. Beberapa kemungkinan bisa dikedepankan.
Pertama, mencari pengganti Fabian Johnon untuk lebih berperan optimal sebagai pemain sayap. Pemain 28 tahun itu tampil kurang menggigit saat menghadapi Argentina di semi final. Dalam formasi 4-1-3-2, yang kini membela klub tanah kelahirannya Jerman, Borussia Mönchengladbach itu mati kutu dengan tak memiliki satu kesempatan untuk melepaskan tembakan ke gawang La Albiceleste.
Beberapa pilihan nama seperti Eric Lichaj, Timmy Chandler atau Brandon Vincent bisa diuji. Sosok yang disebutkan pertama memiliki pengalaman tampil lebih dari 12.000 menit di pentas sepak bola Inggris di divisi Premiership dan Championship dalam lima tahun terakhir. Hal itu sekiranya lebih dari cukup untuk menambah 11 capsnya bersama timnas. Belum lagi pada 2018 nanti ia akan mencapai usia matang yakni 29 tahun.
Sementara Chandler walau kurang meyakinkan bersama AS masih menjadi starter bersama klub  Bundesliga, Eintracht Frankfurt. Sedangkan Vincent selama beberapa pekan terakhir sudah menemui titik cerah sebagai harapan masa depan AS.