Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tour de Flores 2016, Sport Tourism dan Tiongkok

23 Mei 2016   16:03 Diperbarui: 23 Mei 2016   20:14 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara pembukaan Tour de Flores di Larantuka, Flores Timur, 19 Mei 2016/gambar dari @tourdeflores

Walau kondisi perekonimian sedang terguncang akhir-akhir ini, Tiongkok telah menancapkan diri sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam satu dekade terakhir meningkatkan persentase warga kelas menanga atas (Kompas,Kamis 3 Maret 2016, hal.17).

Salah satu implikasi terlihat pada perubahan gaya hidup dengan berwisata menjadi kebutuhan penting. Sejak tahun 2012, Tiongkok mengirim turis terbanyak ke penjuru dunia. Tak hanya dalam jumlah, juga uang yang dibelanjakan.

Tahun 2015 tak kurang dari 120 juta turis Tiongkok wara-wiri ke luar negeri. Mereka menghabiskan 105 miliar dollar AS atau setara Rp1.417,5 triliun (kurs Rp13.500).

Sayang jumlah fantastis itu hanya sedikit yang menetes ke Indonesia. Turis Tiongkok yang mengunjungi Indonesia, pada tahun 2015 itu, hanya berjumlah 1,1 juta atau 0,91 persen dari total turis Tiongkok. Turis Tiongkok masih lebih senang ke negara-negara tetangga seperti Thailand (sebanyak 8 juta orang) atau  Malaysia (3 juta orang).

Tugas berat memang untuk menggoda warga Tiongkok ke Tanah Air. Alih-alih ke NTT, atau Flores, pemerintah Indonesia saja masih kewalahan memanfaatkan potensi itu.

Pada level nasional sejumlah prasyarat penting masih harus dipenuhi. Pada level promosi, penyebaran informasi tak hanya massif tetapi juga benar-benar menyapa dengan bahasa setempat. Agar mudah dimengerti promosi tersebut harus menggunakan bahasa Mandarin. Berapa banyak warga Indonesia yang mampu berbahasa Mandarin?

Selain itu, dituntut pula kecakapan memanfaatkan internet. Patut dicatat sebanyak 83 persen turis Tiongkok merencanaan wisata melalui internet. Mesin pencari Baidu jauh lebih populer ketimbang Google atau Yahoo yang menjadi andalan kita. Sehingga pemerintah perlu menggandeng Baidu, dalam konteks pariwisata adalah Baidu Travel sebagai media perjalanan nomor satu di negara tersebut.

Tak hanya itu, persiapan sumber daya manusia mutlak diperlukan. Selain promosi online, penyebaran informasi berupa petunjuk, brosur, tanda-tanda dan berbagai hal lain terkait pariwisata menuntut kecakapan bahasa tersebut.

Konteks Flores, NTT

Menggaet turis Tiongkok boleh saja menjadi salah satu cita-cita pemerintah pusat. Pun pemerintah provinsi dan kabupaten. Namun kesulitan yang ditemukan pada level nasional akan bertambah pelik saat diimplementasikan di level lokal.

Konteks NTT umumnya dan Flores khususnya belum menempatkan pariwisata sebagai sektor andalan. Dari data yang dikeluarkan BPS Provinsi NTT, struktur ekonomi NTT triwulan I tahun 2016 masih didominasi tiga lapangan usaha utama yakni pertanian, kehutanan dan perikanan yang meraup 29,63 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun