Dengan mata kepala telanjang, mereka melihat dari dekat seperti apa Flores itu. Bila selama ini pesonanya tak tersiar luas, atau hanya dikabarkan samar-samar dan terbatas, kali ini para pebalap itu melihat secara kasat mata.
Deretan objek wisata dan keandalan Flores yang membentang dari Larantuka hingga Labuan Bajo menjadi kawan akrab mereka selama perjalanan. Walau kesempatan tersebut terbatas, dan tak semua spot menarik disinggahi, setidaknya beberapa pemberhentian sudah cukup mewakili untuk memerangkap rasa takjub dan ingin tahu mereka.
Setelah dibuka Menko Maritim Rizal Ramli, para pebalap akan menjajai medan sejauh 138,3 kilometer. Dua tanjakan menanti yakni Lewo Hari di kilometer 27,1 dan Ile Wengot pada kilometer 65,4. Rasa lelah para pebalap akan terbayar lunas usai menaklukkan Ile Wengot. Di atas ketinggian 564 mdlp itu, mereka bisa menyaksikan bentangan alam indah hingga menyapu Kota Reinha di ujung timur.
Tiba di Maumere, Ibu Kota Kabupaten Sikka, para pebalap pasti disambut hawa panas. Di siang hari, suhu udara benar-benar menyengat kulit. Namun di balik hawa panas itu, Niang Tana menyimpan kesejukan dengan deretan objek wisata bahari.
Kurang lebih 24 km arah barat Kota Maumere ada Pantai Kajuwulu. Bukit berderet-deret memagari pantai yang biru jernih dengan polesan pasir putih. Dari arah Larantuka, sekitar 31 km sebelum kota Maumere, ada pantai Wairterang dengan keragaman terumbu karang dan biota laut.
Seperti Wairterang yang cocok untuk olahraga diving dan snorkeling, Maumere masih memiliki alternatif lain untuk olahraga serupa. Kurang lebih 11 kilometer arah timur Kota Maumere, pantai Waiara memanggil-manggil dengan keindahan bawah laut dan pesona sunsetyang menggoda.
Bila tak sempat mencicipi satu demi satu keindahan tanah Sikka, para pebalap bisa menyaksikan keindahan pantai dan alam yang sejuk sepanjang perjalanan menuju kabupaten Ende.
Bagi yang menyukai pegunungan, jalur Maumere-Ende sangat menjanjikan. Jarak 141,3 km akan memaksa para pebalap untuk menaklukkan empat kali tanjakan yang berpuncak di Arunduarun. Di atas ketinggian 1.101 mdpl itulah sensasi alam pegunungan dengan hawa dingin yang menyengat benar-benar terasa.
Sebagai ganjaran, objek wisata danau tiga warna di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende bakal membayar lunas  segala perjuangan. Dengan berjalan kaki meniti ratusan anak tangga untuk menggapai ketinggian 1.639 mdpl, tiga telaga kawah dengan tiga warna berbeda (merah, biru dan putih) menjadi pelipur lara yang tuntas.
Di balik pesona danau triwarna yang kerap berubah-ubah itu, tersimpan unsur mistis-magis yang masih kuat dipegang masyarakat setempat. Kawah triwarna itu dianggap sebagai tempat persemayaman para arwah yang telah meninggal.