Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Final Piala Thomas 2016, Antara Sejarah Panjang dan Rindu yang Siap Meledak

21 Mei 2016   12:55 Diperbarui: 21 Mei 2016   16:47 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
manajer Tim Thomas dan Uber Denmark, Lars Uhre /badmintonindonesia.org

Dalam sejarah pertemuan di Piala Thomas, kedua tim sudah empat kali bertemu. Artinya tahun ini menjadi pertemuan kelima.  Pertemuan terakhir terjadi di tahun 1996 yang berlangsung di Queen Elizabeth Stadium, Hong Kong.

Saat itu Indonesia yang diperkuat para tunggal terbaik yakni Joko Suprianto, Haryato Arbi, Alan Budikusuma dan Ardy B.Wiranata. Di sektor ganda ada Ricky Subagja, Rexy Mainaky, Denny Kantono, S.Antonius Budi Ariantho dan Bambang Suprianto. Sebagai yang terbaik pada masa itu, Indonesia menyapu bersih kemenangan dengan skor akhir 5-0.

Kemenangan tersesebut tak hanya mengukuhkan Indonesia sebagai juara bertahan, juga menegaskan dominasi  atas Denmark dalam tiga pertemuan sebelumnya. Alias Indonesia tak sekalipun kalah dalam empat pertemuan itu.       

Rindu siap meledak

Pertanyaan penting kini, apakah rantai kemenangan Indonesia itu akan berlanjut? Mampukan Indonesia mempertahankan tren positif yang sudah dijaga selama bertahun-tahun lamanya?

Pada pertemuan kelima ini, segala hal sudah sangat berubah. Indonesia dan Denmark kala itu berbeda dengan saat ini. Kali ini Indonesia berkekuatan para pemain muda dengan hanya bertumpu pada tiga pemain senior yakni Tommy Sugiarto di sektor tunggal serta ganda kawakan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

Sementara Denmark hadir dengan mayoritas pemain senior yang sudah sangat berpengalaman. Di sektor tunggal mereka memiliki Jan O Jorgensen. Pemain 28 tahun itu berada di rangking lima dunia. Di babak semifinal Denmark menepikan Jorgensen karena performa buruk, kalah di dua pertandingan sebelumnya.

Sebagai gantinya mereka memberi tempat pertama kepada pemain muda Viktor Axelsen, pemain 22 tahun yang kini bertengger di rangking empat dunia, di belakang Chen Long,  Lee Chong Wei dan Lin  Dan.

Selain itu Denmark pun memiliki tunggal senior lainnya yang kini berada di rangking 13 dunia yakni Hans-Kristian Vittinghus.

Di sektor ganda mereka punya dua pasang ganda senior yakni  Mathias Boe yang berpasangan dengan Mads Conrad-Petersen, menggantikan Carsten Mogensen yang sedang dalam masa perawatan usai operasi otak. Serta Mads Pieler Kolding yang sejatinya berpasangan dengan Mads Conrad dan di semi final ditandemkan dengan Mathias Boe.  Bila tak dipongkar pasang kedua pasangan itu berada di rangking delapan dan sembilan dunia. Denmark punya satu pasang lagi yakni  Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen yang kini berada di nomor 23 dunia.

Anthony Ginting/badmintonindonesia.org
Anthony Ginting/badmintonindonesia.org
Lantas, bagaimana peluang Indonesia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun