Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika Listrik dan Tulisan Menyatu di Akademi Menulis PLN-Kompasiana

2 Mei 2016   16:17 Diperbarui: 2 Mei 2016   17:42 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka akademi menulis Kompasiana-PLN ini menjadi penting dalam rangka tersebut. Semua peserta akademi ini merupakan duta perusahaan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat.

Selama empat hari mereka dibekali berbagai pengetahuan dan keterampilan praktis tentang tulis menulis. Tak hanya itu kehadiran mentor yang cakap dibidang videografis dan memiliki wawasan tentang komunikasi dan medi digital menjadi nilai lebih.

Saat ini komunikasi dengan masyarakat luas tak hanya terjadi secara verbal dan kasat mata. Perkembangan media digital yang sangat pesat membuat lini tersebut patut mendapat perhatian.

Tantangan besar lainnya yang dihadapi humas saat ini adalah menjalin hubungan dengan masyarakat secara virtual. Jejaring sosial media menjadi saluran komunikasi kekinian yang tidak bisa dinafikan.

Jamak ditemukan selentingan dan kritikan masyarakat yang dilontarkan via sosmed. Bahkan kini call center PLN 123 sudah kalah penting dan kurang populer dibanding sosial media dan media lainnya.

Keluhan juri internal PLN yang menjabat Kadiv Pengembangan Talenta Okto Rinaldi Sagala dalam arti tertentu menggambarkan hal tersebut.

“Saat ini orang lebih senang mengeluh dan lapor ke radio..ketimbang menghubungi call center.”

What Next?

Pertanyaan ini menjadi penting mengingat tak ada yang ingin hari-hari selama akademi menguap sia-sia. Dari penuturan para peserta, di antaranya berdasarkan masukan dari para juri dan Kompasianers menyiratkan bahwa akademi menulis ini bukan titik akhir.

Lebih lagi, para akademia memikul tanggung jawab besar untuk menjalankan fungsinya baik sebagai humas maupun sebagai duta-duta PLN umumnya. Pertanyaan Okto Rinaldi menjadi sangat relevan, “setelah ini, kira-kira apa yang akan dilakukan terutama untuk mengembalikan positioning PLN di mata masyarakat?”

Walau jawaban untuk pertanyaan tersebut tak sesederhana membalikkan telapak tangan, lebih tepatnya misi sulit, namun yang terjadi selama masa akademi ini menyiratkan optimisme. Ada ikhtiar, ada janji, ada resolusi, ada target yang akan mereka lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun