Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika Listrik dan Tulisan Menyatu di Akademi Menulis PLN-Kompasiana

2 Mei 2016   16:17 Diperbarui: 2 Mei 2016   17:42 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak heran bila PLN menjadi salah satu BUMN terbesar di antaranya dari segi karyawan yang kini total berjumlah sekitar 41.000 orang yang tersebar di seantero Indonesia.

Dengan jumlah sebesar itu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat masih dianggap jauh dari memuaskan, sebagaimana tercermin dari uneg-uneg yang mengisi ruang kehidupan kita saban hari.

Tak hanya yang kita tangkap dari berbagai pembicaraan atau percakapan sehari-hari, 40 utusan PLN yang menghadiri akademi menulis Kompasiana-PLN menjadi representasi ‘kebesaran’ PLN itu sekaligus saksi hidup kerasnya perjuangan di medan tempur nusantara.

Mereka datang dari sejumlah wilayah di Indonesia dengan latar belakang tugas perutusan yang berbeda-beda. Muhammad R Qohar misalnya. Pria paruh baya ini sudah lama bergaul di urusan accounting sebelum setahun terakhir menangani kehumasan di PLN Jakarta (Disjaya).

“Saya bisa ketik 10 jari. Tetapi jadi humas ini berat, saya kurang cakap bicara,”ungkapnya malu-malu.

Qohar ingin mengatakan bahwa urusan keuangan, dan segala angka-angka adalah perkara kecil. Namun kini, di usianya yang sudah tak muda lagi, ia harus bergaul dengan sesuatu yang baru, hal yang menuntutnya untuk mengatasi kelemahan terbesarnya itu.

qohar-57271624ec967328127049b4.jpg
qohar-57271624ec967328127049b4.jpg
Muhammad R Qohar sumber gambar @@Junaedi_Uci

Seperti Qohar, Sumber A Utami pun memiliki tantangan tersendiri. Wanita berhijab ini dengan semangat berbagi tentang perjuangannya menangani urusah hubungan masyarakan di bagian Transmisi Jawa-Bali. Berkantor di wilayah Gandul, Utami, harus berkutat dengan tetek-bengek masalah transmisi di area yang sangat luas itu.

“Pembebasan lahan menjadi kendala utama,”tuturnya.

Tak hanya itu, Utami mengaku membangun transmisi yang mengalirkan tegangan sangat tinggi terutama Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), mendapat tantangan lain yang tak kalah berat.

“Utamanya tentang isu kesehatan bahwa masyarakat di bawah SUTET akan terkena radiasi yang berpotensi menimbulkan masalah kemandulan”ungkapnya sambil memastikan rumor tersebut telah dibantah secara ilmiah melalui penelitian mendalam di Universitas Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun