Musim lalu, Ia memberanikan diri tampil di Formula Renault 3.5 Series, berpasangan dengan Roberto Merhi di tim Pons Racing.
Langkah Philo ke ajang GP2 sudah lebih dulu dipersiapkan dengan mengikuti tes resmi GP2 di Abu Dhabi bersama Tim Status pada awal tahun ini. Namun pertimbangan jarak, membuat Philo akhirnya menjatuhkan pilihan kepada Trident. Selain lebih dekat dengan rumahnya di Italia, pamor Trident di atas Status.
“Hanya beda kota, tetapi bisa ditempuh kira-kira 1,5 jam dengan mobil,”tutur Philo menerangkan jarak rumahnya dengan markas Trident seperti dikutip dari Liputan 6.com.
Bersama Sean, Philo akan akan melakoni 11 seri secara penuh musim ini, sembilan seri di Eropa dan sisanya di Malaysia dan Uni Emirat Arab. Seri pertama akan digelar di Barcelona, Spanyol pada 15 Mei.
[caption caption="Sean juara di seri terakhir Asian Le Mans Series 2016 (Gambar Kompas.com)"]
Ancang-ancang
Selain Philo, Sean dan Rio Haryanto, Indonesia pernah memiliki deretan pembalap yang berkarir hingga ke jenjang internasional antara lain Ananda Mikola, Moreno Soeptrapto, Satrio Hermanto, Zahir Ali dan Alexandra Asmasoebrata. Namun dari antara mereka baru Rio yang mampu menembus ke F1. Sementara peluang Sean dan Philo untuk naik level terbuka lebar mengingat potensi dan usia keduanya yang masih sangat muda.
Sambil menaruh harapan pada Philo dan Sean, perjuangan Rio Haryanto untuk tampil di ajang F1 sekiranya menjadi pelajaran penting bagi mereka. Dari Rio di antaranya kita belajar bahwa balapan di ajang F1 menuntut berbagai persiapan matang baik dari segi teknis maupun non teknis, terutama ikhwal finansial.
Dengan tanpa meragukan kualitas dan kemampuan para pembalap, urusan fulus harus benar-benar dipersiapkan sedari dini. Di ajang F1, skill tak menjadi jaminan. Modal skill akan menjadi mulus bila ada fulus.
Dengan demikian, kita berharap agar Sean dan Philo sudah mulai pasang ancang-ancang menyiapkan segala sesuatu yang penting sebagai syarat naik kelas. Bila seandainya keduanya mampu menangani urusan ini, setidaknya kasus Rio menjadi pelajaran berharga bagi bibit-bibit muda yang niscaya bakal lahir dari rahim ibu pertiwi.
Pemerintah dan pihak terkait sekiranya sudah mulai menyiapkan jalan bagi lahirnya duta bangsa di dunia balap umumnya dan hingga ke ajang jet darat khususnya, tidak hanya dengan sentuhan verbal dan simpati dadakan tetapi lebih dari itu melalui strategi dan pendekatan yg komprehensif dan berkelanjutan.