Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Final Piala Jenderal Sudirman, antara Pelipur Lara dan Silat Bola

22 Januari 2016   04:08 Diperbarui: 22 Januari 2016   04:24 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini partai final hampir selalu identik dengan tim-tim tertentu dan membuat atmosfer ibu kota sedikit berubah karena berpotensi menghadirkan persaingan baik di dalam maupun di luar lapangan. Namun bagaimana nasib GBK di tangan Kabau Sirah dan Naga Mekes?

Sejauh ini belum ada pengalaman berarti yang menunjukkan bahwa atmosfer GBK akan meninggi bila tak ada salah satu atau kedua tim antara Persib Bandung, Persija Jakarta atau Arema bertanding. Dengan basis penggemar fanatik yang besar dan letak GBK yang lebih terjangkau membuat laga yang melibatkan tim-tim dominan tersebut dipadati penontong. Kini tanda tanya besar menyeruak saat yang tampil nanti adalah dua tim dari luar Jawa.

Panitia sudah menyadari adanya potensi minim penonton dalam laga puncak ini. Kehadiran dua band papan atas dengan basis fans yang luar biasa menjadi salah satu strategi untuk menghindarkan GBK dari sepi penonton.

"Kita harapkan ada suporter alternatif yang ingin nonton sepak bola, karena sudah sekian lama tidak ada pertandingan," tutur Hasani Abdulgani, CEO Mahaka.

Dengan kehadiran penonton alternatif itu diharapkan laga puncak semakin riuh dan atmosfer GBK benar-benar menunjukkan suasana partai final. Tentu tingkat ketersediaan tempat masih jauh lebih besar dari banyaknya fans yang kemungkinan datang langsung dari Sumatra Barat dan Kalimantan Timur.

Termasuk juga menggerakkan semua orang Padang di Tanah Abang, itu pun jika mereka benar-benar tergerak untuk memberikan dukungan langsung kepada Nil Maizar (pelatih Semen Padang) dan Jafri Sastra (Mitra Kukar) yang sama-sama berasal dari Padang, Sumatera Barat.

Namun sejatinya kesuksesan sebuah partai final tak diukur dari seberapa gemuruh suara dan sesaknya ruang di GBK. Atraksi dan hiburan di sisi lapangan hanyalah pelengkap dari sajian di tengah lapangan saat kedua tim saling berkompetisi secara sehat untuk menjadi sang pemenang.

Itikad baik panitia untuk membuat GBK penuh sesak perlu disambut, termasuk mengundang secara resmi basis penggemar klub ibu kota, Persija Jakarta. Setidaknya untuk menyemangati kedua tim agar menampilkan kemampuan terbaik. Tetapi sekali lagi yang terutama adalah jalannya pertandingan yang diharapkan kompetitif, sportif dan elegan.

Sekalipun kehadiran penonton nantinya tak sesuai ekspektasi panitia, saya yakin, laga pamungkas ini akan ditonton jutaan pasang mata di seluruh nusantara. Kedua tim sudah menyihir kita dengan semangat spartan dan kualitas mumpuni. Tontonan memikat di semifinal sudah membuat kita jatuh hati.

Ditambah lagi mata air bakat dan minat sepakbola yang tak pernah padam meski sesal dan kecewa dengan kondisi persepakbolaan terkini sedang merasuk jiwa. Atensi untuk melihat dua tim terbaik memainkan atraksi silat bola yang indah dan memuaskan mata membuat laga final ini sudah tak sabar dinanti.

Mari menanti silat bola Kabau Sirah dan Naga Mekes.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun