[caption caption="Zinedine 'Zizou' Zidane (gambar AFP)"][/caption]Luciano Spalletti belum lama menyusul langkah Zinedine Zidane menduduki kursi pelatih. Bila Spalletti dikenal dengan pengalamannya melatih sejumlah klub Italia dan salah satu raksasa Rusia, Zenit St.Petersburg, Zidane hanya bermodalkan kejayaan sebagai pemain dan sedikit pengalaman membesut tim muda Real Madrid, tepatnya Real Madrid Castilla.
Namun demikian keduanya telah berdiri sejajar. Sama-sama pelatih utama. Spalletti menangani mantan klubnya AS Roma. Sementara Zizou-sapaan manis Zidane menukangi klub yang pernah membesarkan dan dibesarkannya, Real Madrid. .
Meski rentang waktu duduk di posisi strategis itu terbilang dalam hitungan minggu, keduanya sudah mulai melakoni debut. Bila Zidane sudah dua kali tampil di sisi lapangan kompetisi La Liga, Spaletti baru saja melakoninya. Hasilnya?
Tak Meyakinkan
[caption caption="Luciano Spalletti (gambar Reuters)"]
Serigala Roma memang menguasai laga. Dominasi nyaris mutlak. Namun sayang gol baru tercipta empat menit sebelum babak pertama usai. Radja Nainggolan membuat public Stadio Olimpico bersorak setelah menuntaskan umpan tumit ciamik Daniele De Rossi.
Namun keunggulan tersebut tak otomatis membuat Roma bisa dengan leluasa menambah pundi-pundi gol. Meski mendapat banyak peluang emas, namun gol yang dinanti tak jua datang.
Malah di awal babak kedua Szczesny mendapat ujian dari Arturo Ionita dan Ante Rebic.Untung saja kiper Polandia itu sukses menunjukkan bahwa dirinya tak pantas dibuang Arsenal.
Asyik menyerang, Roma kurang sigap mengantisipasi kemungkinan srangan balik. Petaka pun terjadi di menit ke-61. Kesalahan fatal Leandro Castan berbuah hukuman penalti.Menyadari ini kesempatan emas yang tak akan terulang lagi, Giampaolo Pazzini dengan segala pengalamannya sukses menggetarkan gawang tuan rumah.
Waktu setengah jam sepertinya terlalu kurang bagi tuan rumah untuk mencetak gol lagi. Dominasi mutlak tak juga berbuah gol. Dua peluang manis gagal dimanfaatkan Edin Dzeko. Gawang Gollini tetap tak terkoyak. Laga berakhir sama kuat. Verona pulang dengan satu poin meski tak cukup mendongkraknya dari posisi juru kunci. Sementara tim ibu kota tertahan satu slot di bawah zona Eropa. Dengan 32 poin, Spalletti masih harus bekerja keras mengejar tiga poin tambahan untuk menyamai poin AS Roma yang pada waktu bersamaan sukses menahan Fiorentina tak ke zona Liga Champions berbekal kemenangan dua gol tanpa balas.
Usai laga,Spalletti sadar diri. Permainan timnya tak sebagus yang diharapkan. Dominasi penuh yang berjalan seiring dengan peluang gagal dimanfaatkan secara maksimal. Namun demikian dengan menyimpan sesal ia tetap membela diri, mengapresiasi kerja anak asuhnya.
“Penampilan kami memang tidak bagus, tetapi setidaknya para pemain suah berusaha,”ungkapnya kepadanya Mediaset yang tak lebih dari ungkapan pelipur lara.
Memang Spalletti mengawali kiprahnya dengah hasil mengecewakan, namun setidaknya satu poin cukup untuk mengatakan bahwa debutnya ini tak buruk-buruk amat.
Magis Zidane
Berbeda dengan Spalletti yang kurang maksimal di laga awal, tidak demikian dengan Zizou. Sempat diragukan kualitasnya, pemenangan Piala Dunia dan Ballon d’Or ini langsung menjawabnya dengan pesta lima gol ke gawang Deportivo La Coruna, Sabtu (09/01) silam.
Eks bintang Prancis ini tak mau mengandalkan kejayaan masa lalu dan euforia dukungan publik Santiago Bernabeu yang sedang mendambakan ‘juru selamat’ untuk mengembalikan kejayaan sebagai Los Galacticos.
Zizou memberikan kado manis di debutnya, sekaligus memastikan senyum tetap mengembang di wajah para pendukung yang sudah mengelu-elukannya sejak pertama kali mendampingi Cristiano Ronaldo dan kolega.
Kemenangan pada sentuhan perdana pun berlanjut. Di laga kedua, Zizou kembali mempersembahkan hasil sempurna. Kali ini giliran Sporting Gijon yang menjadi sasaran. Lagi-lagi lima gol berhasil ditorehkan, meski lawan mampu mencuri satu gol.
Seperti di laga pertama, rumor retaknya kekompakan trio BBC (Bale, Benzema dan Cristiano Ronaldo) berhasil ditepis. Bale, salah satu pemain yang bereaksi keras atas pemecatan Rafa Benitez karena berpotensi mengancam status quo-nya, menemui kenyataan berbeda. Zizou ternyata sama jitunya melihat potensi yang dimiliki striker internasional Wales itu. Lebih dari itu, sang entrenador juga tak kalah piawai mengonsolidasi tim. Hasilnya?
Bale kembali mencetak gol. Ronaldo borong dua gol dan dua gol lainnya dari kaki Benzema. Limama gol itu melengkapi babak pertama yang spektakuler meski harus dibayar mahal dengan cederanya Benzema dan Bale serta kecolongan satu gol di babak kedua. Namun setidaknya tripoin ini menjaga kans Los Blancos untuk terus menempel dua tim teratas, Barcelona dan Atletico Madrid. Dengan 43 poin, El Real hanya berjarak empat poin dari rival sekota di puncak klasemen..
Usai laga, dengan wajah sumringah, Zizou tampak semakin percaya diri. Ia seakan menebar serangan balik kepada lawan-lawan yang meragukannya bahwa sentuhannya bisa berdaya magis dengan kemenangan demi kemenangan.
Dalam pernyataan saat konferensi pers, Zizou mengaku bahwa ia akan tetap bekerja keras untuk mendulang poin di laga-laga berikutnya. Ia juga sadar ini baru awal, tantangan masih berlanjut karena kompetisi belum berakhir.
“Saya tahu apa yang dapat kami lakukan dan apa yang harus kami lakukan di masa depan. Kami hanya baru berada di awal-saya memiliki harapan yang tinggi pada tim ini. Anda bisa terus tumbuh. Secara fisik kami harus banyak meningkatkannya dan kami akan bekerja keras dan menjadi lebih baik,”tuturnya seperti dikutip dari Sportmole.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H