[caption caption="Ihsan Maulana Mustofa (gambar:juara.net)"][/caption]Regenerasi masih menjadi persoalan di hampir semua cabang olahraga Indonesia. Tak terkecuali bulu tangkis. Langkah berani PBSI mengorbitkan para pemain muda di turnamen bergengsi kelas dunia menjadi langkah tepat.
Belum lama ini PBSI memaklumkan bahwa pemain muda akan mendapat tempat utama di Kualifiksi Piala Thomas dan Piala Uber 2016 yang akan dilangsungkan di Hyderabad, India, sejak 15 hingga 21 Februari mendatang.
Entah terpaksa karena minim pemain senior andalan, atau tidak, namun pemberian kepercayaan kepada Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting di sektor tunggal putra berikut Fitriani dan Gregoria Mariska di tunggal putri merupakan kebijakan visioner. Indonesia tak bisa terus bernostalgia dengan kejayaan masa lalu sebagai salah satu raksasa bulutangkis dunia. Apalagi mengandalkan para pemain senior yang terus digerus usia di tengah persaingan sektor tepok bulu dunia yang kian ketat.
Sebagai sektor yang menjadi sorotan karena minim prestasi dan regenerasi, keterlibatan para tunggal muda ini menjadi angina segar untuk masa depan bulutangkis tanah air.
Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Fitriani dan Gregoria Mariska yang sudah mulai menunjukkan prestasi, sudah saatnya diberi kepercayaan lebih. Meski tampil di turnamen beregu sekelas Piala Thomas dan Uber memiliki beban dan tekanan tersendiri, namun kepercayaan itu menjadi sebentuk deposit untuk masa depan bulutangkis Indonesia. Belajar dari China, Tiongkok dan negara lain yang memiliki pola regenerasi yang bagus, tampilnya mereka di ajang kelas dunia akan semakin membentuk mental, menambah rasa percaya diri, dan menambah jam terbang. Tengok saja Kento Momota (21 tahun) asal Jepang atau Viktor Axelsen (22 tahun) yang sudah mulai unjuk gigi sejak usia belia dan kini telah berada di jajaran tunggal putra elit dunia.
“Tim Kualifikasi Piala Thomas dan Uber 2016 merupakan perpaduan antara pemain muda dan senior. Ini akan menambah pengalaman dan sekaligus ujian bagi pemain muda. Selain itu, pemain muda juga dapat menguji kemampuan dan mental mereka di sektor beregu,” ungkap Gita Wirjawan, Ketua Umum PP PBSI.
Berat
Berbeda dengan dua tahun silam, dimana kualifikasi Piala Thomas dan Piala Uber tidak dimainkan, kali ini babak kualifikasi harus dilewati. Tantangan para pemain muda pun benar-benar berat. Tiongkok, sang tuan rumah dan Jepang, juara bertahan, yang sudah dipastikan lolos akan tampil pula.
Kedua raksasa memiliki maksud lebih. Selain menjadi ajang pemanasan dan menempa persiapan untuk tampil di putaran final di Kunshan, Tiongkok, 15-22 Mei mendatang, tiket Olimpiade Rio de Janeiro menjadi motivasi tambahan bagi mereka untuk ikut ambil bagian.
Saat ini para pebulutangkis dunia sedang giat-giatnya berburu poin untuk tampil di Olimpiade 2016 yang akan dihelat di Riocentro, Pavilion 4, selama 10 hari, 11-20 Agustus. IOC dan BWF hanya menyediakan 172 kuota untuk lima nomor yang dimainkan dengan rincian 38 pemain tunggal putra, 38 pemain tunggal putri, 16 pasang ganda putra dan 16 pasang ganda putri, serta 16 pasang ganda campuran.
Tak heran rentang waktu sejak 5 Mei 2015 hingga 1 Mei 2016 akan menjadi kesempatan bagi para pebulutangkis untuk merebut tiket ke Amerika Selatan. Sejauh ini Indonesia baru meloloskan sedikitnya enam wakil dimana jumlah terbanyak disumbangkan sektor ganda. Sementara tunggal putra baru meloloskan satu, Tommy Sugiarto dan sektor tunggal putri masih belum ada perwakilan.
Melihat peta persaingan dan rentang waktu perburuan yang tersisa, peluang Indonesia untuk meloloskan tambahan wakil di sektor tunggal semakin pelik.
Berdasarkan dokumen peraturan kualifikasi BWF, di Olimpiade Rio nanti BWF membatasi jumlah maksimal peserta per negara, yaitu hanya 16 orang (delapan perempuan dan delapan pria). Jumlah atlet yang dikirim per nomor pun dibatasi. Di nomor tunggal, misalnya, sebuah tim nasional bisa mengirim maksimal dua atlet hanya jika dua atlet itu berada di 16 besar dunia. Sedangkan di nomor ganda, satu kontingen bisa mengirim maksimal dua pasangan hanya jika dua pasangan itu berada di 8 besar dunia.
Saat ini tunggal putra Indonesia dengan rangking terbaik adalah Tommy Sugiarto (11 dunia), menyusul Dionysius Hayom Rumbaka (22 dunia. Hayom tinggal beberapa langkah lagi masuk jajaran 16 besar dunia, namun saat ini tantangan terberat yang harus lebih dulu diatasi adalah cedera. Sementara peringkat pemain muda terdekat berikutnya adalah Ihsan Maulana Mustofa (nomor 31 dunia), Anthony Ginting (25 dunia) dan Jonatan Christie (38 dunia). Dalam rentang waktu kurang dari empat bulan, apakah mungkin mereka masuk kuota Olimpiade?
Lain lagi di tunggal putri. Saat ini Indonesia belum punya wakil sama sekali. Peringkat terdekat adalah Maria Febe Kusumastuti (21 dunia) berikutnya Lindaweni Fanetri (25 dunia). Sementara Fitriani dan Gregoria Mariska yang akan tampil di kualifikasi Piala Uber, jauh dari target lolos olimpiade. Fitriani kini bercokol di peringkat 78 dunia sementara Gregoria di urutan 99 dunia. Sehingga keduanya benar-benar menjadikan ajang kualifikasi dan (niscaya) putaran final Piala Uber sebagai ajang menambah jam terbang dan pengalaman serta peringkat dunia.
Target
Sekali lagi beban berat menanti pemain muda di kualifikasi Piala Thomas dan Uber. Selain lolos babak kualifikasi dengan hasil terbaik, target semifinal untuk tim Thomas dan delapan besar untuk Tim Uber sudah menanti.
Peta persaingan pun berat. Sebanyak 16 negara yang masuk zona Asia akan dibagi dalam empat grup. Dari empat grup tersebut, juara dan runner up akan masuk babak delapan besar. Nantinya, akan dipilih enam negara untuk tampil pada putaran final. Untuk tim Thomas bisa tujuh negara yang akan diambil jika tim terbawah zona Asia bisa mengalahkan tim paling bawah pada zona Eropa.
Meski jumlah peserta lebih sedikit, 12 tim namun kuota Tim Uber sama dengan Tim Thomas. Tantangan terberat pun sudah menanti tim Uber. Dengan hanya mengandalkan ganda putri terbaik, Greysia Polii/Nitya K.Maheswari, Indonesia setidaknya mengharapkan penampilan baik dari sektor tunggal yang diisi pula oleh para pemain muda.
Sambil mengakui pekerjaan berat yang harus dilakoni para pebulutangkis, setidaknya pengalaman juang tim Piala Thomas Jepang dua tahun silam bisa menjadi contoh. Tim Negeri Sakura itu mampu merebut mahkota tersebut dari sang raksasa, Tiongkok.
Apakah Merah-Putih bakal berjaya? Bagi saya, dengan berani mempercayakan para pemain muda untuk unjuk gigi sudah menjadi angin segar bagi perjuangan merebut kembai supremasi bulutangkis.
Komposisi tim inti Kualifikasi Piala Thomas dan Uber 2016:
Tim Piala Thomas
Tunggal Putra
1. Tommy Sugiarto
2. Ihsan Maulana Mustofa
3. Anthony Sinisuka Ginting
4. Jonatan Christie
Ganda Putra
1. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan
2. Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi
3. Rian Agung Saputro/Berry Angriawan
Tim Piala Uber
Tunggal Putri
1. Maria Febe Kusumastuti
2. Linda Wenifanetri
3. Fitriani
4. Gregoria Mariska Tunjung
Ganda Putri
1. Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari
2. Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istaran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H