Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Indonesia Gondol Empat Gelar dari Chinese Taipei Open 2015

18 Oktober 2015   16:04 Diperbarui: 18 Oktober 2015   17:02 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tunggal putra Sony Dwi Kuncoro (gambar:badmintonindonesia.org)"][/caption]

Merah Putih berjaya di Hsing Chuang Gymnasium. Indonesia hampir saja sapu bersih seluruh gelar Chinese Taipei Open Grand Prix 2015 jika saja ada sektor tunggal putra yang dikirim ke partai puncak.

Kecuali tunggal putra, Indonesia menempatkan empat wakil di babak pamungkas dan semuanya berhasil menjadi juara di turnamen yang berhadiah total 50 ribu dollar ini.

Gelar pertama disumbangkan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Ditempatkan sebagai unggulan pertama, pasangan yang sudah dipasangkan selama delapan bulan ini berhasil mempersembahkan gelar pertama bagi Indonesia sekaligus gelar pertama bagi keduanya.

Di partai puncak Marcus/Kevin begitu digdaya dan sulit diimbangi oleh wakil Malaysia Hoon Thien How/Lim Khim Wah. Pasangan nomor 19 dunia ini melibas lawannya dua set langsung dengan skor telak 21-12, 21-8.

Kemenangan telak Marcus/Kevin ini tak lepas dari permainan tenang yang diperagakan. Di awal set pertama perolehan angka kedua pasangan tak terpaut jauh. Setelah interval, Kevin/Marcus tancap gas dan tak lagi terbendung.

Situasi yang sama kembali terjadi di game kedua. Seperti babak pertama Hoo/Lim banyak melakukan unforced errors sehingga semakin mempermudah pasangan Indonesia untuk mengakhiri laga.

“Kuncinya tampil lebih tenang dari kemarin-kemarin, lebih mengatur tempo, lawan kalau langsung di-smash nggak gampang mati. Jadi kami bermain lebih sabar. Belajar dari penampilan sebelumnya terlalu buru-buru dan nikmati permainan,” ungkap Kevin sembari mengaku ingin membidik gelar berikutnya di Korea Open Grand Prix Gold dua minggu mendatang.

[caption caption="Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (gambar:badmintonindonesia.org)"]

[/caption]

Sony Bertaji

Sony Dwi Kuncoro sukses mengikuti Marcus/Kevin. Meski tak muda lagi, tunggal putra 31 tahun ini masih bertaji dengan mengatasi andalan tuan rumah Wang Tzu Wei dua game langsung, 21-13 dan 21-15.

Sony jelas menunjukkan pengalamannya atas pebulutangkis muda kelahiran 1995 itu. Keunggulan stamina Wang mampu disiasati Sony dengan tampil taktis mengasai dan mengendalikan permainan.

Netting tipis yang menjadi andalan Wang tak terlihat. Sementara itu smash tajamnya masih mampu dikembalikan Sony dengan baik.

“Saya sudah bermain menekan lawan dari awal, saya tidak mau kecolongan. Saya pernah kalah dari Wang di Swiss Open 2015, kala itu kondisi saya belum bagus. Sekarang saya lebih yakin dan merasa punya modal. Kunci kemenangan secara teknik adalah buat saya, lain lawan lain pola main, jadi tidak bisa main pakai pola saya terus, mesti disesuaikan,” ungkap pria kelahiran Surabaya itu seperti dilansir badmintonindonesia.org.

Dua lainnya

Gelar ketiga dipersembahkan ganda putri Anggia Shitta Awanda/Mahadewi Istirani Ni Ketut usai mengalahkan wakil Jepang Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto dua set langsung 21-19 dan 21-14.

Sebelum laga ini Anggia/Ni Ketut diprediksi mampu berjaya di partai pamungkas menyusul torehan meyakinkan di babak semifinal dengan mengalahkan unggulan pertama asal Jepang Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dengan skor 12-21, 21-17, 21-19.

Di set pertama Anggia/Ni Ketut berusaha tampil tenang agar tak kehilangan poin. Sang lawan berjuang untuk mengimbangi dan laga sempat berjalan alot. Setelah kejar mengejar angka, wakil Merah Putih ini berhasil mengunci pasangan Jepang pada poin 19.

Memasuki game kedua, Anggia/Ni Ketut langsung mengambil kendali permainan. Tampil lebih taktis ketimbang game pertama, Anggia/Ni Ketut berhasil menjauhkan diri dari kejaran lawan dan mengakhiri laga.

[caption caption="Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani (gambar:badmintonindonesia.org)"]

[/caption]

Gelar ini merupakan gelar pertama buat pasangan rangking 55 dunia yang mulai dipasangkan sejak 11 bulan lalu, tepatnya di turnamen Macau Open Grand Prix Gold 2014.

Ganda campuran Ronald Alexander/Melati Daeva Oktaviani menjadi penutup yang manis bagi Indonesia. Namun demikian unggulan pertama ini harus melakoni partai yang menegangkan dan melelahkan menghadapi wakil tuan rumah Ko-Chi Chang/hsin Tien Chang.

Ronald/Melati berhasil merebut set pertama, namun perjuangan di set kedua jauh lebih sulit dan sengit. Kejar mengejar poin terjadi hingga laga berakhir dengan kedudukan 25-27 untuk kemenangan wakil tuan rumah sekaligus memaksa laga berlanjut ke set ketiga.

Di set penentu, Ronald/Melaty berusaha tampil tenang. Poin demi poin berhasil diperoleh. Setelah interval pertama Ronald/Melaty terus meluncur dan perolehan poin wakil tuan rumah terkunci di angka 15.

Indonesia berjaya...selanjutnya bersiap-siap naik level membidik gelar di Korea Open Grand Prix Gold yang akan dihelat dua minggu mendatang.

Hasil lengkap final:

Gideon Markus Fernaldo/Kevin Sanjaya vs Thien How Hoon/Khim Wah Lim (Malaysia): 21-12, 21-8

Jang Mi Lee (Korea) vs Kim Hyo Min (Korea): 21-16, 21-16

Sony Dwi Kuncoro vs Tzu Wei Wang (Taiwan): 21-13, 21-15

Anggia Shitta Awanda/Hahadewi Istirani Ni Ketut vs Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto (Jepang): 21-19, 21-14.

Ronald Alexander/Melati Daeva Oktaviani vs Ko-Chi Chang/Hsin Tien Chang (Taiwan): 21-18, 25-27, 21-15.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun