Â
Publik masih menanti tindak lanjut atas berbagai skandal yang melilit FIFA dan sikap tegas kepada para petinggi yang terjerat masalah. Salah satunya adalah terkait sepak terjang sang pemimpin tertinggi, Sepp Blatter.
Sebagian dari ‘dosa’ pria lawas itu  dan berbagai persoalan di tubuh organisasi sepakbola dunia itu sudah mulai tercium-meski telah terlihat jauh sebelum itu-yang membuat Komite Etik FIFA tak bisa tinggal diam.
Anggota komite Senegal Abdoulaye Makhtar Diop menegaskan bahwa panel telah bertemu sejak awal pekan ini di markas besar FIFA di  Zurich untuk membahas kasus yang melibatkan Blatter dan menyeret nama Presiden UEFA Michel Platini.
Entah kabar baik atau buruk, Komite Etik FIFA mengeluarkan rekomendasi untuk menangguhkan Presiden Sepp Blatter selama 90 hari. Suspensi ini telah dikonfirmasi oleh Hakim Hans-Joachim Eckert dari ruang adjudicatory komite etik FIFA menyusul belum ditemukannya bukti meyakinkan terkait tindakan kriminal yang dilakukan pria 79 tahun itu.
Seorang mantan penasehat Blatter, Klaus Stoehlker, mengatakan kepada The Guardian bahwa putusan itu dibuat sambil menunggu penyelidikan kriminal yang sedang dilakukan oleh Jaksa Agung Swiss.
Menanggapi rekomendasi ini, pihak Blattter melalui pengacaranya mengaku pihaknya belum mendapat informasi apapun.
"Presiden Blatter belum diberitahu setiap tindakan yang diambil oleh Komite Etik. Kami berharap bahwa Komite Etik ingin mendengar dari presiden dan penasihatnya, dan melakukan tinjauan menyeluruh, sebelum membuat rekomendasi apapun untuk mengambil tindakan disipliner,"ungkap penasihat Blatter.
Penangguhan ini oleh sebagian pihak dianggap sebagai pukulan signifikan bagi pria asal Swiss itu yang sebelumnya bersikukuh bahwa ia tidak bersalah dari semua skandal yang melilit FIFA. Blatter memenangkan pemilihan presiden FIFA kelima berturut-turut pada tanggal 29 Mei  dan pada 2 Juni ia memilih mundur menyusul berbagai skandal yang menyeruak dari induk organisasi sepakbola dunia itu.
Sebagaimana diketahui Blatter berada di bawah investigasi kriminal dari jaksa Swiss. Blatter dituduh menandatangani kontrak "tidak menguntungkan" terkait hak siar TV dengan Jack Warner, mantan presiden Concacaf pada 2005 dan membuat "pembayaran tidak setia" kepada Presiden UEFA Michel Platini.
Nama yang disebutkan terakhir yang diduga menerima dana sebesar 2 juta franc Swiss (£ 1.350.000) dari FIFA untuk bekerja sebagai penasihat teknis untuk organisasi tersebut antara tahun 1999 hingga 2002.
Sejauh ini Platini belum didakwa apa pun. Namun oleh Jaksa Agung Swiss Michael Lauber, posisi mantan pemain timnas Prancis itu bisa menjadi atau berada di antara saksi dan terdakwa.
Meski demikian langkah Platini untuk maju sebagai kandidat presiden FIFA belum juga surut. Sambil berkilah bahwa pihaknya telah memberikan semua keterangan yang diperlukan kepada pihak berwenang, pria 60 tahun itu tampaknya akan bersikukuh untuk mendaftarkan diri pada 26 Oktober mendatang sebagai salah satu kandidat pengganti Blatter.
Publik terus menanti sikap tegas terhadap Blatter sambil melihat sejauh mana kelihaian Platini untuk lolos dari berbagai tuduhan miring sehingga langkah untuk menjadi orang nomor satu FIFA tak terganjal. Apakah Kongres Luar Biasa FIFA pada 26 Februari menjadi panggung kemenangan Platini?
Sumber:
www.BBC.com
The Guardian
www.espnfcasia.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H