Dengan tanpa berpretensi menghakimi, mungkin pula ada yang jauh lebih mendasar di balik persoalan tersebut, namun satu hal yang jelas identitas asli Persebaya yang sudah menyejarah itu kian kabur. Berbagai kekhasan yang sejatinya dipertahankan dengan mudah difabrikasi (baca:diperbanyak) dengan alasan dan maksud tertentu.
Mungkin ada yang menganggap bahwa itu hanya sekedar nama. Atau bisa juga sambil menyitir ungkapan khas almarhum Gus Dur, nama aja kok repot. Namun di balik nama Persebaya tersebut sudah terkandung sejarah yang panjang, perjuangan yang tak singkat, dan ada semangat dan kebanggaan tersendiri. Jika kita tak peduli dengan nama, maka untuk apa nama itu ada. Ingat intisari pernyataan Romeo di atas, untuk apa nama itu ada kalau pada akhirnya membuat kita terpisah-pisah.
Tentu, ada persoalan yang bisa jadi jauh lebih mendasar di balik ‘konflik’ Persebaya. Namun salah satu pelajaran penting, bisa juga remeh-temeh, janganlah bermain-main dengan nama karena pada gilirannya nama itu bisa mempermainkan kita, memusingkan kita, merepotkan kita, menjadi masalah tersendiri di kemudian hari seperti yang kini terjadi pada Persebaya United yang harus segera berganti nama jika tak ingin ‘gugur’ di Piala Presiden 2015.
Titip pesan bagi pihak Persebaya United (mestinya tak boleh lagi disebut), pilihlah nama yang tepat…..
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H