What’s in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet.
(Apalah arti sebuah nama? Meskipun kita menyebut mawar dengan nama lain, wanginya akan tetap harum)
Kebesaran William Shakespeare sebagai pujangga luhur telah menyejarah bersama petikan quote dari karya legendaris ‘Romeo and Juliet’ (Romeo dan Julia) tersebut. Pernyataan itu bertitik pangkal pada refleksi mendasar Romeo pada arti nama Capulet yang disandangnya. Nama yang justru membentengi hubungannya dengan sang pujaan, Juliet. Apakah nama itu benar-benar penting dan bermakna jika harus memisahkan kedua keluarga besar? Kira-kira demikian inti pertanyaan Romeo.
Apalah arti sebuah nama? Tanya mendasar ini mengingatkan kita pada nama Persebaya United yang sebentar lagi akan berakhir. Padahal namanya baru seumur jagung. Klub tersebut belum juga menyelesaikan Piala Presiden 2015, yang boleh jadi nama tersebut dibentuk karena dan demi kompetisi tersebut.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) telah memutuskan bahwa pihak yang berhak menggunakan nama dan logo Persebaya asli, adalah PT Persebaya Indonesia. Dikeluarkannya sertifikat merek yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI pada awal pekan ini mempertegas keabsahan itu.
Dengan adanya keputusan ini menjadi jelas bahwa nama dan logo Persebaya itu menjadi hak Persebaya 1927 yang berada di bawah PT Persebaya Indonesia. Artinya jelas, tak ada satu pihak pun yang berhak menyandang nama Persebaya selain yang disebutkan terakhir.
Akhirnya ada banyak tanya menyeruak pasca putusan itu. Mengapa nama tersebut bisa dengan gampangnya dicomot dan dipakai? Apakah sebuah nama tak punya makna dan arti?
Jangan main-main
Saya coba membuka-buka berbagai referensi. Dengan keterbatasan informasi, saya temukan bahwa Persebaya telah berdiri sejak 1927, tepatnya pada 18 Juni. Didirikan oleh Paijo dan M. Pamoedji mulanya bernama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB).
Dalam perjalananan waktu SIV berganti nama menjadi Persibaja (Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja) pada 1943. Selanjutnya pada tahun 1960 berubah menjadi Persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya).
Dinamika kompetisi tanah air, membuat Persebaya akhirnya pecah pada 2010. Ada tim yang dipimpin Saleh Ismail Mukadar berkiprah di Liga Primer Indonesia dengan menggunakan nama Persebaya 1927.
Sejak itu persoalan seperti tak menemui ujung. Masuknya berbagai kepentingan membuat Persebaya ‘yang sejati’ kian terpecah-pecah. Tak heran muncul pula Persebaya versi baru seperti yang tampil di Piala Presiden 2015. Â