Sebagian besar peserta yang berpartisipasi dalam ajang ini mengaku adanya dampak positif dari keikutsertaan mereka. Mereka mengalami perubahan yang signifikan. Transformasi menuju ‘jalan yang benar’.
Indonesia
Indonesia sudah lima kali berpartisipasi di HWC. Peran penting Rumah Cemara tak bisa ditampik. Organisasi berbasis komunitas ini telah menjadi national organizer timnas Indonesia sejak berpartisipasi pertama kali di HWC 2011 di Prancis. Berbagai proses dilakukan hingga membawa serangkaian prestasi yang membanggakan.
Tahun pertama, Merah Putih finish di posisi keenam. Tahun berikutnya saat digelar di Meksiko Indonesia naik dua peringkat setelah kandas di semifinal di tangan Brasil. Tahun lalu Indonesia hanya menembus sepuluh besar.
Tahun ini Indonesia berjaya di Amsterdam. Meski hanya mampu finish di posisi kelima untuk perebutan trofi HWC, wakil Merah Putih berhasil menggondol trofi Amsterdam Cup yang diperebutkan oleh tim peringkat 5 dan 6 di klasemen akhir fase kedua. Kembali bertemu Norwegia di partai puncak, Merah Putih tampil sebagai juara.
Prestasi kontingan Indonesia ini menjadi pelipur lara di tengah keterpurukan sepakbola tanah air. Di tengah keterbatasan mereka mampu mengibarkan panji Merah Putih di kancah global.
Lebih dari itu, mereka telah membuktikan bahwa sepakbola bukan milik segelintir orang. Dunia olah bola bukan semata kepunyaan kaum elit. Sepak bola adalah milik bersama, dunia yang bisa dimasuki siapa saja dan bisa dirasakan nikmatnya oleh semua orang.
Semoga para peserta HWC tak hanya unjuk prestasi tetapi lebih dari itu benar-benar menemukan jalan pulang ke ‘rumah’ yang semestinya: rumah yang nyaman bagi jiwa yang tenang, rumah yang membuat mereka benar-benar dihargai, rumah yang memungkinkan mereka menjadi sebagaimana mestinya.
Â
Â