Masa Suram
Falcao sempat menjadi andalan di AS Monaco setelah klub kerajaan itu mengakuisisinya dari Atletico Madrid. Namun cedera membuat kegemilangannya perlahan menurun. Buntutnya Falcao ‘dibuang’ menjadi pemain pinjaman.
Manchester United berusaha memanfaatkan jasanya, berharap masih ada sisa ketajaman. Pada 1 September 2004 Setan Merah secara resmi meminjamnya dengan mahar sebesar enam juta pounds.
Louis van Gaal akhirnya tak bisa berkomentar banyak ketika performa Falcao tak juga membaik. Berbagai cara ditempuh Sang Meneer untuk menemukan kembali puncak penampilannya. Tak hanya bersabar dan terus memberinya menit bermain, Falcao bahkan pernah ‘turun kelas’ untuk bermain bersama tim junior. Namun hasilnya setali tiga uang.
Van Gaal pun gagal diyakinkan setelah Falcao hanya mampu mencetak empat gol dalam 29 laga yang dimainkan. Opsi permanen yang sebelumnya sempat diteken tak jadi diambil.
Untung-untungan?
Pada 3 Juli lalu Chelsea resmi meminjam Falcao dengan opsi permanen pada akhir musim. Namun kepindahan Falcao bukan tanpa konsekuensi. Bagi Falcao sendiri ia harus bersedia mendapat pemangkasan upah sekitar 50 persen dari yang diterimanya bersama Manchester United.
Sepertinya Falcao rela gajinya dipangkas asalkan ia masih mendapat kepercayaan. Apalagi pelatih Chelsea, Jose Mourinho pernah membangkitkan harapannya ketika Mou bernazar siap membantu Falcao untuk menemukan kempali performanya.
"Jika saya dapat membantu Falcao mencapai tingkat tertinggi lagi, aku akan melakukannya”, ungkap mantan pelatih Real Madrid itu.
Selain itu kehadiran Falcao mempengaruhi nasib dua pemain lainnya. Gelandang Mario Pasalic harus bertukar tempat sebagai pemain pinjaman bersama AS Monaco sebagaimana perjanjian kedua belah pihak.