Sebagai WNI yang baik, tentu saja kita harus melakukan upaya bela negara seperti yang tertuang dalam UUD 1945. Dasar hukum bela negara sendiri bisa kita lihat pada UUD 1945 Pasal 27 Ayat (3). Menurut UUD tersebut, setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya mempertahankan keutuhan NKRI, baik lewat pertahanan militer maupun pertahanan nirmiliter.
Mengenal Pertahanan Non Militer
Pertahanan non militer kerap disebut juga sebagai nirmiliter. Kekuatan pertahanan negara ini dibangun dalam kerangka yang lebih sederhana, yakni dengan pembangunan nasional untuk menghadapi aneka ancaman non militer. Fokus utama dari pertahanan non militer adalah mencapai kesejahteraan sosial.
Lapisan pertahanan ini terdiri dari aneka organisasi keamanan untuk keselamatan masyarakat banyak, misalnya penanganan bencana alam atau kegiatan kemanusiaan lainnya. Selain itu, pertahanan non militer juga mencakup psikologi pertahanan, ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan masih banyak lagi yang berkaitan dengan kesadaran warga negara dalam membela negara.
Inti dari jenis pertahanan ini adalah pertahanan non fisik yang tidak mengerahkan senjata layaknya TNI dan Polri. Pada pertahanan non militer, faktor ideologi, politik, pengetahuan, keahlian, dan kecerdasan menjadi prioritas utama.
Jenis Ancaman Non Militer
Indonesia mempersiapkan pertahanan nirmiliter secara sengaja untuk menghadapi aneka tantangan dan ancaman non militer. Jenis ancaman non militer beraneka ragam dan umumnya bersifat abstrak. Berikut beberapa ancaman non militer yang sering mengganggu kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Bidang Sosial Budaya
Ancaman non militer pertama datang dari bidang sosial budaya. Biasanya, penyebab dari ancaman ini berkaitan dengan isu sosial, seperti kebodohan, kemiskinan, ketidakadilan dalam masyarakat, dan kesenjangan. Contoh dari ancaman non militer bidang sosial budaya adalah:
Munculnya Gaya Hidup Konsumtif
Gaya hidup konsumtif merupakan sifat pemborosan atau menggunakan uang untuk membeli barang secara berlebihan. Biasanya, orang dengan gaya hidup seperti ini terpengaruh dari lingkungan dan hanya mengikuti gengsi semata. Gaya hidup konsumtif bisa menimbulkan kesulitan di kemudian hari.