Perbedaan kepentingan yang mungkin terjadi di antara anggota merupakan salah satu tantangan yang harus diantisipasi. China dan India, misalnya, seringkali berada dalam ketegangan di beberapa wilayah perbatasan. Jika konflik antar anggota muncul, ini dapat berimbas pada stabilitas aliansi BRICS, termasuk dampaknya terhadap negara-negara yang baru bergabung seperti Indonesia.
Selain itu, Indonesia perlu menjaga keseimbangan dalam politik luar negerinya. Walaupun BRICS menawarkan peluang untuk meningkatkan daya saing di tingkat global, bergabung dengan aliansi ini juga bisa mempengaruhi hubungan Indonesia dengan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat dan Uni Eropa. Para ahli berpendapat bahwa Indonesia harus tetap mempertahankan prinsip politik luar negeri bebas aktif, yaitu tidak memihak kepada blok tertentu. Dengan demikian, keanggotaan di BRICS harus dilihat sebagai cara memperluas opsi kerja sama ekonomi dan bukan sebagai langkah berpihak pada satu kelompok tertentu.
Masa Depan Indonesia dan Mata Uang BRICS
Dalam situasi ekonomi global yang terus berubah, gagasan mata uang BRICS menjadi langkah inovatif dalam menciptakan sistem keuangan yang lebih independen dan inklusif. Bagi Indonesia, kesempatan untuk bergabung dalam BRICS akan memberikan keuntungan posisi strategis di panggung internasional. Jika Indonesia memanfaatkan peluang ini dengan bijaksana, Indonesia bisa mendapatkan manfaat besar dari kerja sama yang terjalin dalam BRICS, baik dalam bidang ekonomi, teknologi, maupun diplomasi.
Namun, kesiapan Indonesia untuk menghadapi tantangan internal dan eksternal sangat penting. Dengan memperkuat ekonomi dalam negeri, reformasi struktural, dan pengembangan industri nasional harus menjadi prioritas, agar Indonesia dapat bersaing di tengah persaingan global yang semakin ketat. Keanggotaan Indonesia di BRICS dapat menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kemandirian finansial, dan memperluas pengaruh diplomatik di arena internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H