Mohon tunggu...
Charisma Dina Wulandari
Charisma Dina Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Relations Specialist

Experienced in Public Relations with a background in diverse industries such as startups, consulting, government and multinational company. Skilled in Media Monitoring, Media Analysis, Media Relations, Content Writer, Content Planning, Social Media Handling, Communication Campaign, Strategic PR Plan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Pola Relasi Keluarga Berbasis Komunikasi Gender

1 Juli 2023   13:31 Diperbarui: 1 Juli 2023   13:46 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.dictio.id/t/apakah-gender-mempengaruhi-cara-seseorang-dalam-berkomunikasi/119025

2. Komunikasi Terbuka dan Respektif: Komunikasi adalah kunci untuk membangun hubungan yang sehat dalam keluarga. Penting untuk mendorong komunikasi terbuka dan respektif di antara semua anggota keluarga. Ini mencakup mendengarkan dengan penuh perhatian, menghormati pendapat dan kebutuhan masing-masing, dan memberikan ruang untuk ekspresi diri.

3. Pembagian Tugas Rumah Tangga: Tugas rumah tangga harus dibagi secara adil antara semua anggota keluarga, tidak hanya berdasarkan jenis kelamin. Semua anggota keluarga, baik laki-laki maupun perempuan, harus bertanggung jawab atas tugas-tugas domestik, seperti membersihkan rumah, memasak, dan merawat anak. Pembagian tugas yang adil akan mengurangi beban yang tidak proporsional pada salah satu anggota keluarga.

4. Keterlibatan Ayah dalam Perawatan Anak: Peran ayah dalam merawat anak penting untuk menciptakan lingkungan keluarga yang setara. Ayah harus aktif terlibat dalam kehidupan anak, seperti mengurus mereka, bermain, membantu dengan pekerjaan rumah tangga, dan memberikan dukungan emosional. Hal ini membantu menumbuhkan ikatan yang kuat antara ayah dan anak serta membantu memecah stereotip peran gender yang menganggap merawat anak hanya tanggung jawab ibu.

5. Keputusan Bersama: Penting untuk melibatkan semua anggota keluarga dalam pengambilan keputusan yang signifikan. Keputusan tentang pendidikan anak, keuangan keluarga, atau perencanaan masa depan harus dibuat melalui dialog dan musyawarah bersama. Ini memberikan ruang bagi setiap anggota keluarga untuk berkontribusi dan merasa dihargai.

6. Model Perilaku Positif: Orang tua harus menjadi contoh yang baik dalam menghadirkan kesetaraan dan keadilan gender di keluarga. Ini melibatkan memperlihat

kan sikap saling menghormati, saling mendukung, dan memperhatikan kebutuhan masing-masing. Ketika anak-anak melihat orang tua mereka menjalankan pola relasi yang setara, mereka akan tumbuh dengan pemahaman bahwa kesetaraan gender adalah nilai yang penting dalam kehidupan.

7. Pendidikan dan Pembelajaran: Keluarga dapat berperan sebagai lingkungan belajar di mana pemahaman tentang kesetaraan dan keadilan gender diperkenalkan dan dibahas. Diskusi tentang gender, norma sosial, dan peran gender dapat membantu mengubah persepsi dan mengatasi stereotip yang ada.

Dengan membangun pola relasi keluarga berbasis kesetaraan gender, kita menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan setiap individu di dalam keluarga. Ini juga mengirimkan pesan kuat kepada generasi mendatang bahwa peran dan kontribusi setiap individu dalam keluarga tidak terbatas oleh jenis kelamin. Dengan memperkuat fondasi yang setara dalam keluarga, kita dapat mempengaruhi perubahan sosial yang lebih luas dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil bagi semua orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun